Laptop di Pantai, Pikiran ke Deadline: Tantangan Nyata Pekerja Work From Home
Bekerja dari mana saja terdengar seperti mimpi. Bayangkan mengetik laporan sambil menikmati angin laut dan suara ombak. Namun di balik gambar sempurna di media sosial itu, banyak pekerja Work From Home (WFH) justru menghadapi tantangan yang tak kalah berat dari mereka yang bekerja di kantor.
Salah satu masalah terbesar adalah batas antara pekerjaan dan
kehidupan pribadi yang makin kabur. Saat bekerja dari rumah—or bahkan dari
pantai—jam kerja bisa melebar tanpa terasa. Laptop dibuka sejak pagi dan baru
ditutup tengah malam karena masih ada pesan dari atasan. Akibatnya, waktu
istirahat dan fokus mental ikut terganggu. Banyak yang merasa seolah mereka
“selalu bekerja,” bahkan ketika sedang makan malam atau berlibur.
Tantangan berikutnya adalah konsentrasi dan produktivitas. Lokasi
yang indah seperti kafe tepi laut atau villa di pegunungan bisa memicu
inspirasi, tapi juga mudah membuat pikiran melayang. Gangguan dari lingkungan
sekitar, jaringan internet yang tidak stabil, atau godaan untuk menunda
pekerjaan karena suasana santai bisa menurunkan performa. Tak heran, banyak
pekerja remote merasa produktivitasnya naik-turun tergantung tempat dan mood.
Selain itu, rasa kesepian dan kehilangan interaksi sosial juga
menjadi beban tersendiri. Bekerja sendirian tanpa obrolan ringan dengan rekan
kerja dapat menurunkan motivasi dan semangat. Video call memang membantu, tapi
tetap tidak bisa menggantikan energi dari tatap muka langsung.






Komentar