Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

ORANG BUNIAN PUN BERPARTISIPASI MEMADAMKAN ASAP

Gambar
Pada postinggan terdahulu pernah di muat bagaimana makhluk halus pun  ikut serta menjaga kelestarian alam. Ketika asap merajalela karena kebakaran hutan, ternyata orang bunian yang juga makhluk halus ikut serta memadamkan api. Kisah ini merupakan pengalaman team pemadam api di belantara Riau seperti yang dikisahkan Viva. Co.id Percaya atau tidak, tapi ini yang dirasakan tim pemadam   kebakaran di hutan   rimba di wilayah perbatasan   Riau dan Jambi . Lokasi   kebakaran hutan   rimba itu di desa Lubuk Besar Kecamatan Kemuning,   Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).     Lokasi desa itu saat zaman Belanda atau Jepang memang sangat maju. Namun di akhir kemerdekaan, justru desa itu kini menjadi desa tertinggal. Lokasi desa ini memang dikenal sangat   mistis dan misterius . Soal kabar Orang Bunian   alias   makhluk halus   bukan cerita baru buat mereka.  Malah isunya, warga setempat juga ada yang menikah dengan   makhluk halus .     Kawasan hutan yang terbakar di desa itu ta

AIR TERJUN TEMBURUN DI KEPULAUAN ANAMBAS

Gambar
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan ibu kotanya Tarempa menyimpan pesona wisata yang cukup menakjubkan. Mulai dari keindahan pemandangan lautnya yang unik begitu juga keindahan alam, berupa air terjun yang bertingkat-tingkat dengan debit airnya yang tidak pernah kering. Pernah saya dengan dua orang teman dapat tugas ke Tarempa ibu kota Kabupaten Anambas. Itu merupakan kunjungan ke-tiga saya ke Kabupaten Pemekaran Natuna itu. Dan ketika tugas kami selesai pesawat untuk pulang tidak datang hari itu. Jadilah kami punya kesempatan untuk melihat lebih jauh Kota Tarempa. Kalau dilihat sepintas kota Tarempa adalah kota yang dibangun di pinggir laut. Pekantoran dan pasarnya ada diatas permukaan laut. Di pinggir laut itu banyak pula penduduk membangun rumah diantara batu-batu yang ukurannya  lebih besar dari gajah. Kata penduduk setempat untuk membangun rumah di  sana butuh dana 3 kali lipat dibandingkan membangun rumah di Pekanbaru  kota lainnya. Nah seharian kami gunakan w

DESA PULAU LANGGINI DIKALA TERANG BULAN

Gambar
Terang bulan di gunung Yang membuat kenangan Mengingatkan saat yang lalu Pertemua n dengan mu Tak kan hilang saat itu Berpandangan dengan mu Bulan terang jadi saksi Hati bagai  dirayu Lagu Jadul Muchsin Alatas yang mengisahkan kisah romantisnya bertemu pertama kali dengan kekasih hatinya di saat terang bulan di gunung. Lagu yang indah dan romantic dan saling berbalasan. Karena ada lagi balasannya dari Titik Sandora. Saya menyenangi lagu ini bukan karena saya punya kisah yang sama dengan yang diceritakan lagu ini. Setiap kali saya mendengar lagu Terang Bulan di Gunung ini. Saya ingat sebuah desa Pulau Langgini . Pulau Langgini adalah sebuah desa di kota Bangkinang yang letaknya persis di pinggir sungai Kampar . Tepiannya yang landai dan luas sangat ideal untuk arena perkemahan. Tepian yang landai itu terdiri dari hamparan krikil yang yang hampir sampai ketengah sungai jika air sedang dangkal, sedang bagian yang jauh dari sungai adalah padang rumput yang hijau

DAGADU DI JOGJAKARTA

Gambar
Bagi mereka yang berkunjung ke Jogjakarta, kalau sudah sampai ke masalah oleh- oleh,  cendramata, maka dagadu merupakan  suatu prioritas. Dagadu adalah kaos oblong yang dihiasi dengan beraneka gambar khas Jogja dengan kata-kata lucu dan spesifik. Tidak banyak yang tahu, bahwa sebenarnya  Dagadu merupakan bahasa slang yang berarti ungkapan makian atau umpatan yang artinya “MATAMU” Dagadu Jogja, mata bukan semata-mata logo. Mata adalah idiom yang lekat dengan citra kreatifitas, dunia rancang merancang. Dalam khasanah budaya Jawa, mata adalah mripat, yang konon kabarnya berdekatan makna dengan kata ma’rifat, yang dimaknai sebagai keinginan agar dapat memberikan manfaat bagi diri dan lingkungannya. Matapun menjadi sarana utama untuk sightseeing, jalan-jalan sambil menikmati suasana dan panorama kota. Maka Dagadu berharap dapat mempresentasikan kepedulian terhadap masalah perkotaan dan kepariwisataan di Jogja. Dagadu pertama kali digagas oleh 25 orang yang merupakan mahasis

BUKIT PERHENTIAN RAGI DAN PADANG HILALANG YANG MENGHILANG

Gambar
Bukit Perhentian Ragi adalah daerah sekitar sebuah bukit yang tidak begitu tinggi di sebelah timur Kota Bangkinang. Dulu daerah ini ditumbuhi oleh bentangan padang hilalang yang sangat luas dengan diselingi oleh pohon-pohon jambu monyet yang berbuah sepanjang tahun Nama bukit ini diambil dari kata Ragi yaitu istilah penduduk Bangkinang untuk tapai yang terbuat dari ubi kayu. Konon pada zaman dahulu terjadi perang antara penduduk dengan kampung sebelah. Dalam perkiraan peperangan akan dimenangkan oleh penduduk. Tapi kenyataannya dalam peperangan itu penduduk kalah telah dan pasukannya lari ke bukit ini. Kaum  ibu  yang kecewa datang mengunjungi tempat pelarian mereka. Seharusnya kaum ibu membawa nasi untuk makanan mereka yang lagi kelaparan. Tapi para ibu membawa tapai ubi untuk makanan mereka, sebagai protes yang menyatakan mereka itu lembek seperti tapai. Dulu ketika masih remaja saya sering ke Bukit Perhentian Ragi. Menyusuri jalan- setapak sampai jauh ke dalam. Banyak pendu