Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (Last Episode)

Gambar
Semula, siang itu saya ingin tidur-tiduran sampai pukul 4 sore di penginapan, kemudian saya akan jalan-jalan melihat-lihat lebih dekat lagi kota(desa) Teluk   Dalam kecamatan Kuala Kampar Pulau Penyalai ini. Namun penginapan saya sebuah rumah semen dengan beberapa kamarnya terasa panas sekali untuk bisa   tidur-tiduran. Pemilik penginapan bilang listrik baru ada sekitar pukul 5 sore sampai pukul 7 pagi . Dengan demikian AC yang ada di kamar tidak mungkin hidup Saya keluar penginapan untuk coba melihat-lihat apa yang pantas untuk dilakukan. Matahari bersinar dengan terik sehingga saya terpaksa mengedipkan mata. Matahari berlimpah, sayang kita tidak bisa memanfaatkannya untuk menjadi sumber listrik. Keluaran perguruan tinggi kita pintar-pintar namun banyak sumber daya alam kita yang melimpah-limpah tidak bisa dimanfaatkan. Kalau lah bisa matahari ini dimanfaatkan tentu daerah terpencil seperti Teluk Dalam ini bisa menikmati listrik. Semoga suatu saat ada orang Indonesia bisa m

BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (PART 7)

Gambar
Hampir Pukul 09 pulau Penyalai yang saya tuju sudah kelihatan. Matahari bersinar terik, laut bergelombang perlahan sehingga kapal dengan tenang mulai mendekat ke pelabuhan. Dermaga tempat speed bersandar tidak begitu istimewahampir sama dengan tempat-tempat lain seperti di Selat panjang. Sejenak saya memandang ke darat, pulau Penyalai, untuk sampai ke sini saja saya butuh satu hari satu malam melewati beberapa pelabuhan dan kota. Pulau Penyalai, ada juga yang menyebut pulau   Mendol adalah sebuah pulau bertanah gambut yang terletak di kuala Sungai Kampar, mengisi sebuah teluk yang berarus deras saat air laut surut, sejajar dengan garis pantai timur pulau Sumatra bagian tengah. Pulau ini merupakan daerah paling penting se-semenanjung Kampar, terutama sebelum Pelalawan memisahkan diri dari Kabupaten Kampar karena Penyalai adalah gerbang terluar provinsi Riau, Penyalai adalah daerah pelabuhan (yang seharusnya) terpenting di Pelalawan sebelum menuju ke Kepulauan Riau.

BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (PART 6)

Gambar
Dari pelabuhan Tanjung Batu, dengan menyandang ransel di punggung saya berjalan menuju pasar. Dekat pelabuhan   ada kedai kopi kemudian ada penginapan. Tapi saya terus berjalan, beberapa langkah ada rumah makan padang. Pasar yang tidak begitu ramai itu saya kelilingi sambil melihat hotel-hotel tempat menginap yang ada. Dan saya mampir pada sebuah hotel “Family Wisma” Dibanding dengan tempat lain ada yang agak unik dengan harga kamar di hotel Tanjung Batu ini. Kalau di tempat lain kamar di lantai bawah bagi hotel yang tidak ada liftnya adalah yang paling mahal. Namun di sini terbalik, lantai bawah adalah yang termurah. Karena malas naik turun tangga makanya saya pilih kamar yang lantai bawah saja. Lumayan tidak sampai seratus ribu satu malam. Malamnya saya kembali berkeliling di pasar, bermacam-macam jenis makanan dijual. Salah satu gerobak menjual menjual minuman sejenis sorbat penjualnya memanggil saya “ Pak Aswir, kapan datang?” Rupanya ia seorang guru SMA di Tanjung

BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (PART 5)

Gambar
Dengan keterlambatan sampai di pelabuhan Tanjung Batu ini, berarti saya harus menginap di ibukota Kecamatan Kundur Kabupaten Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau ini. Dan inilah kesempatan saya menginjakkan kaki di daerah yang sudah tidak asing di telinga saya semenjak saya masih kanak-kanak di Airtiris Kecamatan Kampar, karena TanjungBatu ini merupakan daerah tujuan Datuk-Datuk (Paman) kami merantau. Dan saya hanya pernah melihat sepintas sekali ketika kapal yang membawa saya dari Tanjung Balai Karimun meuju Tembilahan Indragiri hilir berhenti di sini.   Menurut yang pernah saya baca, kecamatan Kundur   terdiri dari gugusan pulau, sebanyak 26 pulau yang jadi daerah administrasinya, dengan 5 pulau berpenghuni dan 21 (dua puluh satu) pulau tidak berpenghuni. Kecamatan Kundur terkenal sebagai daerah berpenghasil durian dan karet. Komoditas ini sudah terkenal oleh masyarakat luas, dengan rasa yang khas dan jarang dijumpai di daerah lain. Bahkan Pemerintah Karimun,