Berselfie Ria diantara Kumpulan Mobil Tua dan Antik di Museum Angkut Batu Malang



Sesuai dengan janji yang dibuat malamnya, siang itu saya akan diajak tamasya  oleh teman tempat saya menginap untuk tamasya di Kota Malang. Dan sebelum zuhur saya sudah berada di kedainya siap untuk berangkat. Meskipun sudah hampir 5 tahun berusaha di Malang, kawan yang bekas tetangga di Pekanbaru itu belum cukup mengenal lokasi-lakasi tempat tamasya di Kota Malang sekitarnya. Oleh karena itulah ia berusaha mencari siapa yang bisa diajak tamasya hari itu. Mula-mula pilihan jatuh pada anak gadisnya. Namun gadis ini tidak bisa karena jadwal kuliahnya. Ditengah mikir-mikir itu dia dapat telpon dari adik kandungnya yang juga berusaha di Malang. Pucuk dipinta mentimun pun tiba adiknya ini bersedia pergi bersama kami.

Tak berapa lama kami bertiga sudah membelah kota Malang menuju Batu. Meskipun tahun 1990 an saya beberapa kali mengunjungi Malang dan juga pernah ke Batu ini namun sedikitpun memori saya tidak bisa mengingat lagi jalan-jalan menuju ke Batu. Karena nampaknya segala sudah berubah, terutama sekali dari segi keramaian dan kemacetan kota.

Afrizal teman saya mengenalkan adiknya yang menyertai kami ini sudah mengenal betul daerah-daerah di Jawa Timur. Karena sebagai pengusaha yang bergerak dibidang rempah-rempak kerjanya selalu berkeliling ke pelosok-pelosok Jawa Timur untuk mengumpulkan tanaman-tanaman yang nantinya di olah menjadi bumbu dapur.

Sama seperti kota-kotalain di Indonesia jalanan kota Malang juga macet. Maka ada kalanya mobil bergerak seperti merangkak. Namun sekitar satu jam kemudian kami sudah mulai memasuki kota Batu. Saya melihat kiri-kanan sudah penuh dengan bangunan-bangunan yang mencirikan sebuah kota. Berbeda dengan tahun 1990an dulu Kota Batu ini belum seramai sekarang.

Tak berpa lama kami sampai pada sebuah bangunan yang unik dan luas. Inilah museum Angkut kota Malang. Saya kurang tahu kenapa adik teman saya ini memilih museum sebagai kunjungan wisata saya. Namun saya berpkir pasti ini adalah objek yang lain dari yang lain. Karena rata-rata teman dan orang yang dekat dengan saya tahu bahwa saya penggemar traveling, tentu mereka memilih objek wisata yang tidak akan mengecewakan.

Saya tidak tahu persis harga tiket masuk, ketika saya ingin membeli  tiket masuk museum adik kawan saya bersikeras dia yang akan membelikan. Kemudian kami mulai masuk, namun petugas melihat saya menyandang camera dia mengatakan camera juga harus punya tiket. Aneh juga. Nofri adik teman saya segera akan bergerak membeli tiket, tapi saya cegah. Risi juga, sudahlah tiket masuk dibayarin ini tiket kamera juga mau dibelikan juga. Rupanya tiket untuk Camera 30 ribu rupiah.

Ruangan pertama yang kami masuki adalah ruangan besar yang penuh dengan koleksi mobil-mobil antic dan kuno. Sebenarnya di sini diperlihatkan perkembangan kenderaan angkut di dunia ini. Dari awalnya konsep kenderaan angkut yang sangat sederhana sampai menjadi alat angkut yang modres.  Di mulai dengan sepeda yang berbagai bentuk, kemudian berkembang dengan kenderaan roda 4. Kenderaan roda 4 ini juga mengalami perkembangan dengan berbagai bentuk. Mulai dari yang sangat sederhana tidak pakai atap; modifikasi gerobak menjadi kenderaan bermesin sampai kepada kenderaan pribadi dan tahapan-tahapan perkembangannya.

Tidak hanya perkembangan kenderaan angkut darat yang di perlihatkan di museum yang luasnya sekitar 3 hektar ini. Di sini tergambar usaha manusia untuk mengupayakan  kenderaan yang bisa digunakan di air seperti perahu kecil yang sederhana sampai dengan kapal-kapal mesin yang modern.

Tidak hanya melulu kenderaan-kenderaan kuno dan antic yang dipajang di sini, namun kita bisa menikmati suasana lain, seolah berkeliling benua Eropa. Adalagi tempat khusus seolah-olah kita berada di gangster city Texas dan juga bisa merasakan nyamannya berada di pesawat kepresidenan


Berlanjut Lanjut ke-“Kalau sudah kemari, kamu bisa ngaku sudah keliling Benua Eropa”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi 5 Danau yang Memikat dan Mempesona di Jawa Barat

Mengunjungi 5 Danau Yang Eksotik di Provinsi Banten

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat