Madura di Sini Bebek di Sana Bebek di Mana-Mana Bebek


Ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya waktu kunjungan ke Madura yang dikenal dulunya sebagai pulau garam. Dari SD saya dapat pengetahuan bahwa Madura ini daerahnya tandus dan berbatu-batu. Namun tidak berapa lama setelah melewati jembatan Suramadu yang panjang itu saya melalui bentangan persawahan yang menghijau, subur seperti daerah-daerah lainnya di Sumatra dan Jawa. Cukup jauh juga saya menyusuri jalan-jalan di pulau ini namun saya tidak menemui daerah yang tandus itu.

Berikutnya ketika kami mencari rumah makan untuk santap siang di berbagai tempat  kami menjumpai makanan khas bebek yang dimasak dalam berbagai variasi. Setelah berputar-putar akhirnya saya dan Mas Banu memutuskan untuk mencicipi Nasi Bebek Sinjay. Mas Banu orang Surabaya, kami berteman akrab semenjak kami satu rombongan ke Jepang beberapa tahun lalu dalam program Kaidanren scholarship.

Rumah makan bebek sanjay yang kami kunjungi sangat representative dengan tempat parkir yang luas di belakangnya. Ruang makannya juga luas dengan kapasitas sekitar seratus tempat duduk. Bangku panjang tempat duduk pengunjung Nampak tertata rapi. Bangunan yang semi terbuka itu nampak sudah ramai oleh pengunjung. Pelayanannya agak unik, pelanggan harus berusaha dulu untuk mendapatkan pesanan. Di mulai dengan antri di loket pemesanan, kemudian bawa nota keloket makan di sini mengambil pesanan.  Itu belum selesai bawa lagi nota ke loket minuman, barulah kita menikamti bebek Sinjay tersebut. Bagi yang makannya di luar  loketnya lain lagi. 

Saya  tidak perlu repot untuk antri. Segalanya dilakukan oleh mas Banu karena katanya ia  sebagai tuan rumah, saya tamu, jadi duduk manis saja. Satu porsi bebek sinjay terdiri 2 piring. Satu piring nasi putih satu piring lagi potongan besar bebek goreng dengan lalap, sambal dan beberapa bumbu lainnya. 

Selama ini saya termasuk yang kurang suka makan bebek. Namun kali ini lain rasanya. Bebek sinjay ini memang istimewa. Dagingnya empuk. Bumbunya meresap dengan baik hingga ke tulang sehingga rasa gurihnya menyebar hingga ke dalam. Potongannya cukup besar sehingga dengan sepiring nasi putih yang menemaninya terasa makan besar. Setiap suap yang masuk ke mulut terasa nikmatnya.
Mas Banu mengatakan bahwa daging bebek tidak baik untuk orang yang menderita asam urat seperti dia. Namun anehnya bebek sinjay ini berapa potongpun kita makan tidak  mengakibatkan usam urat kambuh. Sebab salah satu bumbu dalam gorengan bebek sinjay ini sudah ada anti asam urat. Karena itulah dia  suka makan di restoran bebek Sinjay ini.

Sungguh makan siang yang berkesan. Mas Banu menambahkan bebek sinjay merupakan makanan andalan dan kebanggaan warga Madura. Di samping sudah menjadi cirri khas Madura tapi rasanya memang lain. Sehingga ada yang mengatakan kamu belum ke Madura kalau belum mencicipi Masakan Bebek Sinjay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi 5 Danau yang Memikat dan Mempesona di Jawa Barat

Mengunjungi 5 Danau Yang Eksotik di Provinsi Banten

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat