Hiking ke Air Terjun yang Belum Ada Namanya di Desa Tanjung Kecamatan Kampar Hulu.


Sudah lama juga saya tidak berhiking Ria menyusuri sawah sungai atau mendaki gunung. Dulu ketika masih menjadi guru di SMA Negeri Rumbai hampir tiap minggu berhiking ria dengan anggota Pramuka. Kebetulan ketika asap menyelimuti kota Pekanbaru dan anak-anak di liburkan kita ikut-ikutan pula ngunsi. Tapi tidak ke luar negeri atau kota-kota besar lainnya. Cukup ke pedesaan, Desa Tanjung tidak beberapa kilometer dari Candi Muara Takus. Di desa ini udara relative bersih.



Nah, apa kegiatan selama pengunsian? Inilah kesempatan untuk mengulang hobby lama berhiking ria. Maka dikumpulkanlah beberapa orang anak-anak SD, satu anak SMA. Kemana  tujuannya? Katanya tidak berapa jauh dari jembatan gantung yang baru dibangun ada air terjun di dalam hutan. Tidak sama dengan  air terjun yang pernah dimuat dalam blog ini yang sekarang selalu ramai dikunjungi oleh anak muda pecinta alam.

Sampai ke Jembatan gantung kita menggunakan mobil. Kemudian mobil dititipkan pada warung yang ada di sana. Maka hiking atau jalan kakipun di mulai. Melewati jembatan gantung yang dari jauh kelihatan indah dengan pemandangan sungai Kampar yang mengalir santai tidak terburu-buru. Habis Jembatan gantung, turun ke bawah menyusuri jalan setapak kemudian sampai ke aliran air irigasi.
Berjalan kaki santai diatas pematang irigasi dan melewati perkebunan-perkebunan penduduk.


Beberpa ekor kerbau yang merumput menengok heran kepada kami. Kemudian jalan  bebelok  ke kebun karet yang ada pondok-pondoknya. Anak-anak  yang ikut nampaknya sangat menikmati perjalanan ini. Mereka berjalan sambil bergurau dan tertawa ria dan melompat-lompat.

Selepas kebun karet kembali lagi pada parit irigasi kemudian masuk semak-semak yang cukup rapat.  Tapi ada jalan setapak yang mungkin jalan yang biasa dilalui pemotong karet. Tak berapa lama kemudian mendaki bukit yang tidak terlalu terjal.  Setelah itu menurun maka di depan kami terpampanglah air terjun yang tidak terlalu tinggi. Di bentuk oleh dinding bukit cadas berlumut. Kemudian  dari dinding itu ada dua bongkahan yang lowong.  Dari  celah  yang lowong itulah air mencur terjun.

Peserta hiking yang kecil-kecil lansung melompat kedalam air  yang berbentuk kolam tempat jatuhnya air. Mereka menikmati jatuhan air yang tidak terlalu besar menimpa kepala mereka.  Kolamnya  dangkal hanya setinggi  pinggang anak SD, jadi tidak akan membahayakan. Demikian juga aliran dari kolam penampungan itu hanya seperti parit saja sehingga anak-anak tidak akan hanyut.

Dari kondisi lingkungan terlihat bahwa lokasi air terjun itu jarang dikunjungi oleh penduduk apalagi pelancong dari luar. Karena  mungkin belum banyak yang mengenalnya. Karena lingkungan hutan udara terasa sejuk. Matahari muncul dari sela-sela daun-daunan pohon-pohon yang tinggi.

Kepada seorang penduduk  yang selesai memotong karet dan mengikuti kami saya tanya apa nama air terjun itu. Ia mengatakan belum ada nama. Lebih lanjut ia menginformasikan di atas bukit tempat air mancur itu ada sungai kecil, namanya Sungai Putau (Putar). Dari sungai itulah sumber air terjun tersebut.

Anak-anak peserta hiking begitu asyik main air. Mereka mandi dengan baju yang mereka pakai. Lama juga mengajak mereka untuk naik, karena perjalanan akan dilanjutkan. Ada objek lain yang harus dituju yaitu Empang dan  air terjun Bidadari.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi 5 Danau yang Memikat dan Mempesona di Jawa Barat

Mengunjungi 5 Danau Yang Eksotik di Provinsi Banten

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat