BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (PART 2)

Pagi pukul 7.30 WIB tanggal 9 Desember 2016 travel yang saya pesan sudah datang menjemput. Avanuza warna hitam. Sopirnya seorang anak muda, pakai T-hirt hijaudan memakai penutup kepala mirip kusir bendi di Sumatra barat. Katanya, dia hanya menjemput, sedangkan yang akan membawa saya ke Buton nantinnya mobil lain. Dan dia membawa saya berkeliling menjemput penumpang lain.
Hampir pukul 9 wib, mobil baru meluncur kearah marendan jalan menuju ke Siak dan lansung ke Buton.  Baru saja memasuki jalan meredan sebuah innova sudah berdiri di sana. Kata sopir yang menjemput saya tadi, saya ke Butan dengan mobil innova itu. Saya setuju saja.Namun sopir innova mengatakan bahwa mobilnya sudah penuh maka saya  lebih baik dengan mobil yang menjemput saya itu saja. Bagi saya itu tidak masalah. Dan mobil avanza yang saya tumpangi mulai melaju menuju Buton.
Namun di luar dugaan, ketika sampai di perempatan simpang ke Minas, mobil berbelok menuju Minas. Rupanya ada lagi penumpang yang di jemputnya di Minas. Mendekati pukul sepuluh baru mobil meninggalkan Minas. Dan ketika melewati simpang   Lubuk Dalam dan Koto Gasib mobil berhenti lagi di sebuah rumah makan. Saya sudah mulai khawatir. Hari sudah mendekati pukul sebelas, apakah mobil bisa berpacu sampai ke Buton pukul 12. Karena katanya kapal ke Penyalai adalah pukul 12. Apalagi jalan yang di tempuh sangat jaelek dan berlubang-lubang sehingga mobil tidak bisa melaju. Ada beberapa jalan yang tergenang air sehingga menghambat lajunya kenderaan.
Saya tidak mau perjalanan yang saya lalui diliputi kecemasan, oleh karena itu saya tidak mau melirik ke jam tangan yang saya pakai. Bagaiman jadinya nanti sajalah, apa yang terjadi nanti, nanti pula di pikirkan. 

Benar saja, sesampai di Buton, hari sudah menunjukkan lewat pukul 12. Agen kapal  sudah menunggu karena di telpon sopir travel. Dia mengatakan seharusnya kapal sudah berangkat, namun karena supir travel ini sangat memohon maka mereka menunggu. Sambil berlari-lari di dermaga menuju kedalam kapal agen itu mengatkan bahwa hari Jumat, kapal Tenggiri yang lansung ke Penyalai tidak beroprasi. Oleh karena itu say naik saja kapal saja menuju  Selat Beliah di Pelau Kundur. Dari sana nantinya naik oplet ke Tanjung Batu. Dari Tanjung Batu ada speed ke Pulau Penyalai. Agen itu memberi say tiket kapal “ Marina Srikandi 2” Namun kapal yang saya naiki Karimun Jaya. Harga tiket kapal Rp 200.000,-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

4 Pengaruh Traveling pada Fisik