STANUM BANGKINANG
Stanum, sebagai tempat wisata lokal sudah sangat terkenal
mulai dari era tahun 1960-an, 1970-an dan juga tahun 1980-an bahkan mungkin
tahun 1990-an bagi penduduk lokal mulai dari Pekanbaru sekitarnya dan seluruh
kabupaten Kampar, dan kabupatern tetangganya. Begitu populernya sehingga sebaris
dari lagu Daerah Kampar KUTANG BARENDO memasukkan objekwisata ini
Nan Sitanum batang Bangkinang
Pulau Tonga batanam konok
Jantuang hati tunangan ughang
Lah tapanjek den di batang dodok
Jika
musim libur tiba puluhan mobil pribadi dan bus-bus bahkan truk-truk dengan bak
terbuka ramai membawa anak sekolah berdatangan memanfaatkan liburan mereka di
objek wisata yang jaraknya sekitar 2 km dari pusat kota Bangkinang ibu kota
Kabupaten Kampar itu. Belum lagi rombongan-rombongan yang pakai sepeda motor.
Sebenarnya
Stanum adalah bendungan pengairan. Parit saluran air dari bedungan ke-sawah-sawah
mengalir panjang membentang sampai ke pusat kota Bangkinang. Oleh penduduk
local saluran ini yang pematangnya bisa dilalui sepeda, motor roda dua atau
berjalan kaki disebut tali ayu (tali air).
Sedangkan
bendungan itu sendiri cukup luas, airnya jernih kecoklat-coklatan, namun
bersih; sejuk menyegarkan. Sangat nikmat untuk berenang,, lebih-lebih ketika
terik sinar matahari.
Tidak
jauh dari bendungan itu berdiri berdiri kokoh tiga buah bukit yang diatasnya dibikin
tempat-tempat. duduk dari semen yang atapnya berbentuk lingkaran. Bukit sebelah
kiri mengadap lansung ke Kota Bangkinang. Dari sana Kota bangkinang Nampak
dengan jelas, sampai ke desa-desa seberang sungai Kampar. Bukit inilah yang
paling populer yang paling banyak digandrungi oleh pengunjung. Entah siapa yang
memulai, atau dari mana sumbernya, bukit yang satu ini ada daya magicnya, tapi
tidak ada hubungannya dengan makhluk halus, setan atau jin. Katanya kalau kita
teriakkan keras-keras keinginan kita dari atas bukit itu, suatu saat
keinginan itu akan tercapai. Maka
banyaklah remaja atau anak muda yang meneriak kan nama gadis-gadis yang mereka
cintai dari sana. Ada juga yang mau kuliah pun meneriakkan harapan dan
keinginannya dari bukit itu. Dan suara teriakan bergaung seolah-olah sampai ke
plosok-plosok kampung yang Nampak dari ketinggian bukit itu. Nanti setelah saya belajar Law
of attraction, tahu lah saya rupanya itu merupakan cara membangkitkan
alam bawah sadar kita yang sangat berpengaruh kepada keberhasilan hidup kita.
Bukit
yang ditengah menghadap ke daerah bukit
perhentian ragi. Dari sana kita bisa melihat padang ilalang yang sangat luas
yang bergelombang seperti air lautan ditiup angin. Sedangkan bukit sebelah kiri
kita bisa melihat pemandangan hutan daerah Salo dan Siabu. Sungguh tempat
wisata alam yang menyenangkan.
Di
dataran rendah sekitar bendungan tumbuh sejenis tumbuhan perdu setinggi orang
dewasa yang berbuah dengan rasa manis-manis kelat. Dan ini sangat di gandrungi
oleh anak-anak dan remaja.
Puluhan
tahun saya tidak pernah lagi menginjakkan kaki di tempat tamasya local yang
meniciptakan berbagai kenangan ketika masih muda dan remaja. Dengan anak dan istri
saya pergi ke sana melalui jalan yang dahulu merupakan pintu masuk. Tapi
rupanya salah jalan, masuknya tidak lagi dari situ. Masuknya dari bundaran
gudang karet masuk kedalam, nanti belok ke kana nada gerbangnya. Tidak berapa
meter dari gerbang ada petugas, anak muda perempuan menjual tiket, Rp 15.000,-
per orang. Dalam bayangan saya pasti Stanum jauh lebih bagus dari yang dulu,
karena di kelola dengan baik dari hasil penjualan tiket.
Ada
dua kolom renang di sana, cukup luas, saya pernah baca katanya kolam renang ini
standar olimpiade. Saya tidak begitu tertarik dengan kolam renang, karena kolam
renang banyak dijumpai dimana-mana. Saya mencoba mmengenali mana bukit-bukit
yang dulu tempat menikmati pemandangan, sukar untuk dikenali. Saya mencoba
mendaki bukit yang terdekat, namun tidak berapa meter saya dihalangi oleh
padatnya semak-semak, sehingga sukar untuk menerobosnya.
Dan lagi pula
puncak-puncaknya sudah tertutup pohon-pohon, tidak bisa lagi untuk melihat
pemandangan. Sayang, berarti tidak ada lagi pengunjung yang melihat pemandangan
dari bukit ini, jadi yang diurus oleh petugas hanya kolam renang saja. Dengan
hati yang kecewa saya kembali ke bawah, melihat pemandangan pondok-pondok kecil
yang berjajar, namun kesannya keropos tidak terurus. Bayangan saya akan melihat BUKIT STANUM
jauh lebih indah dari ketika saya remaja dahulu lenyap, stanum
hanyalah kolam renang.
Komentar