Mengunjungi Sajuta Janjang di Bukittinggi Sumbar

 


Kalau berbicara tentang objek wisata di Bukittinggi, Sumbar memang tidak akan habis-habisnya. Karena banyak sekali. Ada yang di pergunungan dan ada yang di lembah. Yang berhubungan dengan janjang (tangga) saja ada 3. Janjang ampek puluah (40), Janjang saribu (1000) dan sajuta janjang.



Pada kesempatan kali ini kita akan bicarakan SAJUTA JANJANG. Kalau di Indonesia kan artinya sejuta tangga. Objek wisata yang berlokasi di Pakan Sinayan kecamatan Banuhampu ini terletak di lereng  gunung Singgalang. Untuk mencapainya sangat mudah. Dari Bukittinggi kita menuju ke Padang, nanti sampai di desa Padang Luar ada simpang empat kita berbelok ke kanan arah danau Maninjau dan Lubuk Basung. Tidak berapa lama sebelah kiri ada tulisan “Objek wisata Sajuta Janjang” Ikuti saja jalan itu.



Kondisi jalannya jangan di Tanya sangat menantang penuh pendakian, tanjakan dan belokan yang memacu adrenalin. Kalau yang sakit jantung sebaiknya tidak usah ke sini. Jalannya semenisasi cukup mulus tidak ada lobang-lobangnya. Tapi terjalnya itu. Pemandangannya, wow kiri kanan sangat memukau. Bagi yang suka foto-foto rugi tidak kesini.

Cukup lama juga kita mendaki. Mungkin seperempat ketinggian gunung Singgalang sudah kita daki dengan mobil untuk sampai ke objek sajuta janjang ini. Lokasinya di lereng gunung Singgalang. Tapi ada juga rupanya tempat yang datar. Areal parkirnya luas, ada juga café. Yang menariknya ada beberapa pintu kios yang atapnya berfungsi sebagai menara pandang dan tempat selfie-selfie.



Dari sana saja kita bisa melihat panorama kota Bukittinggi dan sebelah timur lereng gunung Merapi yang bersebrangan. Demikian pula peumahan di lereng gunung seta perkebunan rakyat yang berupa lobak, cabe dan lain sebagainya.



Setelah membeli tiket, kita bisa lansung memulai pendakian sejuta tangga. Namun start tidak mendaki tapi menurun. Sekitar 20 meter kita sampai pada jembatan gantung yang bewarna warni yang di sebut jembatan pelangi. Kemudian mendaki sedikit. Kemudian menurun lagi. Mendaki lagi. Sampai nantinya kita menemui pendakian panjang dan menguras tenaga.



Sebenarnya perjalanannya cukup menyenangkan. Walaupun mendaki pemandangan kiri kanan sangat indah sehingga sambil menenangkan napas yang ngos-ngosan kita bisa memotret kenidahan alam. Tidak dipungkiri tenaga terkuras memang seperti mendaki gunung saja. Walaupun naik tangga.




Mungkin baru sampai pertengan, saya  memutuskan tidak sampai ke puncak janajang sajuta ini. Karena hari sudah sore di samping itu rasanya energy saya tidak cukup untuk mencapi puncak. Beberapa anak muda yang turun rupanya juga tidak sampai kepuncak. Dan kalau saya memaksakan diri rasanya tidak seimbang terkurasnya energy dengan hasil foto-foto. Karena matahari sudah tidak Nampak dan di beberapa view juga berkabut hasil foto jadi gelap tidak terang.



Padahal katanya di puncak pemandangan sungguh aduhai. Di sana juga ada pondok-pondok dan bangku-bangku tempat istirahat. Musala dan toilet juga ada. Kalau kita lapar dan haus pedagang makanan juga banyak.



Sebenarnya saya kesal juga tidak sampai ke puncak, maka suatu saat kalau umur panjang saya ulang kembali kemari.  Kapan waktunya, ya setelah jalan tol Pekanbaru-Padang selesai. Dari pengalaman bertamasya ke Sumbar ini saya tidak akan pernah tamasaya ke sumbar lagi  pada hari libur sebelum ada jalan  tol. Karena sangat tidak efektif, waktu kita habis di jalan saja. Semoga jalan tol yang kita dambakan itu segera terwujut. Dan kembali lagi Ke SAJUTA JANJANG yang menantang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip