Perjalanan Panjang dengan BUS, Pesiar Menyenangkan Bagi Mereka yang Tidak Diburu Waktu
Kenapa pakai Bus, kenapa tidak
dengan pesawat saja?Pesawatkan tidak terlalu mahal. Begitu lah komentar teman-teman
termasuk anak saya ketika saya menyatakan akan pergi ke Palembang untuk
perjalanan yang istilah generasi sekarang Backpackeran. Malah anak saya
menawarkan untuk membelikan tiket gratis. Ini cerita ulang saja, dulu ketika
saya mau berangkat Ke Aceh, semua juga menyarankan dengan pesawat saja.
Memang kalau diperhitungkan dengan waktu yang
digunakan menggunakan Bus untuk perjalanan jarak jauh sangat tidak efisien.
Bayangkan ke Palembang yang dengan pesawat dari pekanbaru hanya sekitar satu
jam ditempuh dengan 16 sampai 24 jam. Ke Aceh dengan pesawat hanya 90 menit,
dengan bus baru sampai satu hari 2 malam.
Namun disinilah inti sebenarnya dari traveling itu.
Seorang pecinta traveling dari barat pernah mengatakan “ I like traveling, but I don’t
like the destination”. Kenikmatan dari traveling itu adalah perjalanan
itu sendiri, bukan sampai ke tujuan. Kita menikmati beragam pemandangan dari
daerah yang kita lalui dan pada malam hari ketika di luar gelap gelita dan tidak
ada satu pun yang Nampak kecuali jalan aspal yang disorot oleh lampu mobil,
namun perasaan dan khayalan kita tetap berkelana ke mana-mana, merenungkan arti
kehidupan ini. Demikian juga berbagai gagasan dan inspirasi muncul di kepala
Perjalanan ke Palembang ini sudah lama saya
rencanakan. Namun setiap kali mau berangkat, ada-ada saja pekerjaan yang
membuat saya harus membatalkannya. Nah September ini ketika Assesor Akreditasi
turun ke sekolah sasaran, saya yang anggota Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah biasanya tidak ada kegiatan. Maka kesempatan inilah yang saya
gunakan untuk melakukan hobby traveling saya.
Dua hari sebelum keberangkatan, saya survey dahulu
Bus yang akan saya tumpangi ke Palembang Sumatra Selatan yang menjadi tujuan.
Setelah singgah di beberapa loket perwakilan Bus, akhirnya pilihan jatuh pada
Bus PO. Sumba Putra. Bus jarak jauh yang perjalanannya dari Pekanbaru sampai ke
Ke Mataram Lombok.
Tertulis di tiket berangkat pukul 19.30. Namun
karena biasanya jalan Arengka 2 atau Sukarno Hatta itu macet pada sore hari
maka pukul 18 saya sudah berada disana. Hampir pukul 20 Wib belum ada gejala
bus akan berangkat. Penumpang yang menunggu juga tidak banyak hanya berempat
dengan saya. Di depan kantor perwakilan bus itu parkir satu bus, namun saya
yakin yang akan memberangkatkan kami bukan bus itu. Dari pengalaman, bus yang
akan berangkat mengadakan perjalanan jauh sudah dihidupkan mesinnya satu bahkan
dua jam sebelum berangkat.
Benar saja pukul 20 Wib agen bus itu mengatakan
bahwa bus yang akan membawa kami sudah akan berangkat dan berada di seberang
jalan. Ketika saya naik, di dalam bus tidak banyak penumpang, dan kami yang
baru masuk bebas memilih bangku yang mana saja. Maka dimulailah perjalanan
panjang. Normalnya waktu tempuh ke Palembang antara 10 sampai 16 Jam.
Bus berjalan dengan lambat, di beberapa tempat
berhenti menaikan penumpang. Dan sampai di Simpang beringin Bus berhenti. Sopir
mengatakan mereka yang mau ke toilet silakan, yang mau minum-minum
silakan.Ketika turun itulah saya tahu bus yang membawa kami itu bukan Sumba
Putra tapi Rhema Abadi.
Ada sekitar setengah jam bus berhenti. Ketika
berangkat kembali ada tambahan beberapa penumpang. Bus berjalan stabil tidak
begitu melaju membelah malam menyusuri
jalur lintas timur. Hujan turun tidak begitu deras sehingga kaca tertutup
rembesan air sehingga tidak terlihat daerah-daerah yang dilalui. Uedangkan
video dalam bus tidak henti-hentinya melantunkan lagi dangdut.
Pukul 5 Pagi Bus berhenti pada suatu tempat.
Kesempatan ini digunakan oleh penumpang untuk shalat subuh dan sarapan. Dan
saya berkenalan dengan beberapa penumpang rata-rata mereka dari daerah transmigrasi. Mereka
menceritakan kesulitan yang mereka alami waktu mereka memulai hidup sebagai
warga trasmigran. Sekarang mereka sudah makmur, dan anak-anak mereka banyak
yang menjadi pegawai negeri. Dan penghasilan mereka sekarang ini adalah dari
hasil perkebunan.
Sekitar pukul 8 pagi bus sudah memasuki kota Jambi.
Agak diluar kota bus berhenti lagi pada kantor perwakilannya. Penumpang duduk
berkelompok-kelompok saling bercanda dan bercerita. Ada juga yang asyik makan
dan yang umur agak muda asyik dengan smartphonenya. Hampir pukul 10 bus belum
juga menunjukkan gejala untuk melanjutkan perjalanan. Sopir mengatakan mereka
menunggu penumpang. Dan supir menjelaskan kenapa saya pindah bus, padahal saya
beli tiket Sumba Putra. Rupanya yang membeli tiket untuk berangkat hari itu
hanya 4 penumpang, oleh karena itu hasil penjualan tiket tidak cukup untuk
biaya operasional bus. Maka dipindahkan ke Rhema Abadi. Itu tidak saja terjadi
pada bus Sumba Putra tapi terjadi juga pada beberapa bus lain. Sehingga Bus
Rhema Abadi menerima operan dari bus yang tidak memenuhi target tersebut.
Sedangkan bus Rhema abadi sendiri uang operasional
yang ada pada supir hanya cukup untuk sekali membeli BBM saja. Dan itu hanya
bisa untuk sampai ke Lampung. Untuk itulah mereka mencari tambahan penumpang
agar bisa sampai ke Pulau Jawa.
Meskipun hampir dua jam berhenti, penumpang tidak
ada yang gelisah, mereka santai saja happy dan seperti menikmati betul
perjalanan yang mereka jalani. Ketika saya mengomentari kesantaian para
penumpang dan crew bus, pasangan suami istri yang sudah berumuran diatas
50- an mengatakan, memang begitu bus-bus
ke Jawa dan merekapun menikmati perjalanan ini. Bagi mereka perjalanan ini
adalah pesiar yang menyenangkan dan mereka selalu mengimpikan perjalanan
seperti ini.
Jadi mereka yang menjadi penumpang adalah penggemar perjalanan dan
mereka menikmatinya, tidak memikirkan kapan akan sampai. Lewat pukul 10 bus
melanjutkan perjalanannya. Santai tidak terburu-buru, tiap sebentar
memperlambat larinya dan berteiak “ jawa jawa jawa”. Bila ada penumpang yang
mau naik, Bus berhenti.
Pukul 13 wib di kabupaten Musi Banyuasin bus
berhenti pada sebuah warung nasi kecil terbuat dari kayu. Lantainya juga dari tanah. Kursi dan
bangku hanya beberapa buah. Namun saya lihat para penumpang gembira. Mereka
ngambil sendiri nasi dan lauknya kemudian membawa keluar, ada yang makan sambil
duduk-duduk di bawah pohon. Saya yang makan dalam warung, duduk berdampingan
dengan seorang crew bus. Dia menjelaskan kepada saya, bahwa mereka suka makan
di warung-warung kecil seperti itu. Rasanya enak dan murah lagi, katanya. Dan
itu memang saya akui. Semula saya tidak berselera, tapi setelah mencicipi
goreng ikannya saya malah nambah.
Tidak buru-buru, bus menunggu penumpang selesai
makan dan merokok-rokok pula dulu. Seperti bepergian dengan mobil pribadi saja.
Makin dekat ke kota Palembang, jalanan makin macet
dan dikiri kanan jalan makin banyak terlihat kebun karet. Pukul 20 Wib Bus baru
memasuki kota Palembang. Perjalanan panjang 24 Jam dari pekanbaru ke Palembang.
Setelah menurunkan penumpang yang tujuaan nya Palembang bus melanjutkan perjalanannya 2 atau mungkin
sampai 3 hari lagi mengharungi kota-kota di Jawa.Catatan: Beberapa gambar diambil dari google
Komentar