Kerajaan Kelinci di Okunoshima Jepang
Bagi generasi old yang mengikuti lagu-lagu yang dinyanyikan Titik Sandora, tahu bahwa di Jakarta dulu ada kerajaan kelinci. Tempatnya kira-kira di Pasar Baru sekarang. Tapi sayang kata Titik Sandora, “Karena manusia bertambah banyak, kasihan kelinci terdesak”. Kelinci terdesak dan harus mengalah, memang semua makhluk harus mengalah kepada manusia.
Sekarang
di Jakarta tidak ada lagi kerajaan kelinci, yang ada hanya gang kelinci. Namun
di Negara lain rupanya ada pulau yang dihuni oleh hanya kelinci, mereka seperti
membentuk kerajaan di sana, pulau Okunoshima Jepang. Seperti yang dilansir oleh
strangelist.com Okunoshima adalah sebuah pulau yang penuh sesak oleh kelinci. Ini adalah
pulau kecil di Laut Pedalaman Seto dua mil
di lepas pantai kota Takehara Jepan masih di bawah provinsi Hiroshima. D, hari-haran saat sekarang ini sering disebut dengan Usagi Jima, yang diterjemahkan menjadi Pulau
Kelinci dan dinamai demikian bagi ratusan kelinci liar.
Smithsonian mag.com menjelaskan riwayat pulau ini sampai menjadi pulau kerinci bermula dari perang dunia keII. Pulau ini digunakan sebagai situs militer untuk menguji bahan kimia beracun dan nantinya berfungsi sebagai senjata yang mematikan. Tujuan dari pembuatan senjata mematikan ini adalah untuk menaklukkan China yang secara geagrafis jauh lebih luas dari Jepang dan jumlah penduduknya juga jauh melampaui Jepang.
Untuk keperluan pengujian senjata beracun ini, militer Jepang menggunakn Kelinci. Kelinci-kelinci ini yang dikorbankan melihat efek senjata berbahaya itu nakan untuk sebelum digunakan untuk manusia. Malang sekalilah nasib binatang lucu ini
Ribuan ton gas beracun di produksi di pulau ini selama perang berlansung. Karena digunakan untuk hal yang membahayakan nyawa manusia pulau ini merupakan tempat yang sangat dirahasiakan oleh militer ketika itu. Untuk menjaga kerahasiaannya pulau ini dihapus dari semua peta Jepang. Menurut The New York Times, racun — mustar gas, phosgene, dan jenis lainnya yang diproduksi di sini digunakan untuk melawan tentara dan warga sipil China pada 1930-an dan 40-an selama perang di Tiongkok, menewaskan sekitar 80.000 orang
Pendapat umum menyatakan ribuan kelinci-kelinci ini adalah keturunan dari kelinci-kelinci yang dijadikan hewan percobaan militer tersebut. Kemungkinan, setelah perang berakhir para pekerja di pulau itu melepaskan semua kelinci-kelinci yang tersisa.
Namun banyak para ahli tidak setuju
dengan pendapt di atas. Ellis Krauss, seorang profesor
politik Jepang di University of California San Diego, mengatakan kepada situs
web The Dodo dalam wawancara tahun 2014 bahwa kelinci asli dihapus setelah
perang: "kelinci Uji semua di-eutanasia oleh Amerika ketika mereka datang
ke pulau selama Pendudukan.
Tentara Amerika memusnahkan apa saja yang berbahaya yang digunakan sebagai
bahan eksperimen oleh tentara jepang,
Jadi dari mana asal kelinci-kelinci
tersebut? Ada yang mengatakan ada sekelompok anak-anak sekolah pada
tahun 1971 membawa
sekitar 8 ekor kelinci ke pulau itu. Karena binatang lain tidak ada di sana
maka kelinci tersebut bebas berkembang biak karena tidak ada predator yang biasa memangsa mereka seperti — kucing dan
anjing. Apalagi ada pula larangnan untuk
berburu di sana. Karena
factor ini maka kelinci yang semula tidak seberapa itu akhirnya berkembang biak
menjadi ribuan.
Entah versi mana yang benar masih
menjadi tanda Tanya, namun yang jelas sekarang ini pulau itu sudah berobah
menjadi pulau kerajaan kelinci. Di setiap bagian dari pulau itu kelinci
kelihatan bertebaran bergerak dengan bebas. Dengan leluasi ia mendekati siapa
saja yang datang kepulau itu tanpa ada perasaan takut dan cemas akan diganggu.
Pulau Okunoshima
sekarang merupakan salah satu objek wisata favorite di jepang, ramai pengunjung
datang ke sana dan rata-rata mereka membawa berbagai makanan untuk binatang
mungil bertelinga lebar itu sehingga mereka tidak pernah kekurangan makanan,
dan tentu saja pupulasi makin bertambah-tambah.
Smithsonian mag.com menjelaskan riwayat pulau ini sampai menjadi pulau kerinci bermula dari perang dunia keII. Pulau ini digunakan sebagai situs militer untuk menguji bahan kimia beracun dan nantinya berfungsi sebagai senjata yang mematikan. Tujuan dari pembuatan senjata mematikan ini adalah untuk menaklukkan China yang secara geagrafis jauh lebih luas dari Jepang dan jumlah penduduknya juga jauh melampaui Jepang.
Untuk keperluan pengujian senjata beracun ini, militer Jepang menggunakn Kelinci. Kelinci-kelinci ini yang dikorbankan melihat efek senjata berbahaya itu nakan untuk sebelum digunakan untuk manusia. Malang sekalilah nasib binatang lucu ini
Ribuan ton gas beracun di produksi di pulau ini selama perang berlansung. Karena digunakan untuk hal yang membahayakan nyawa manusia pulau ini merupakan tempat yang sangat dirahasiakan oleh militer ketika itu. Untuk menjaga kerahasiaannya pulau ini dihapus dari semua peta Jepang. Menurut The New York Times, racun — mustar gas, phosgene, dan jenis lainnya yang diproduksi di sini digunakan untuk melawan tentara dan warga sipil China pada 1930-an dan 40-an selama perang di Tiongkok, menewaskan sekitar 80.000 orang
Pendapat umum menyatakan ribuan kelinci-kelinci ini adalah keturunan dari kelinci-kelinci yang dijadikan hewan percobaan militer tersebut. Kemungkinan, setelah perang berakhir para pekerja di pulau itu melepaskan semua kelinci-kelinci yang tersisa.
Namun banyak para ahli tidak setuju
dengan pendapt di atas. Ellis Krauss, seorang profesor
politik Jepang di University of California San Diego, mengatakan kepada situs
web The Dodo dalam wawancara tahun 2014 bahwa kelinci asli dihapus setelah
perang: "kelinci Uji semua di-eutanasia oleh Amerika ketika mereka datang
ke pulau selama Pendudukan.
Tentara Amerika memusnahkan apa saja yang berbahaya yang digunakan sebagai
bahan eksperimen oleh tentara jepang,
Jadi dari mana asal kelinci-kelinci
tersebut? Ada yang mengatakan ada sekelompok anak-anak sekolah pada
tahun 1971 membawa
sekitar 8 ekor kelinci ke pulau itu. Karena binatang lain tidak ada di sana
maka kelinci tersebut bebas berkembang biak karena tidak ada predator yang biasa memangsa mereka seperti — kucing dan
anjing. Apalagi ada pula larangnan untuk
berburu di sana. Karena
factor ini maka kelinci yang semula tidak seberapa itu akhirnya berkembang biak
menjadi ribuan.
Entah versi mana yang benar masih
menjadi tanda Tanya, namun yang jelas sekarang ini pulau itu sudah berobah
menjadi pulau kerajaan kelinci. Di setiap bagian dari pulau itu kelinci
kelihatan bertebaran bergerak dengan bebas. Dengan leluasi ia mendekati siapa
saja yang datang kepulau itu tanpa ada perasaan takut dan cemas akan diganggu.
Pulau Okunoshima
sekarang merupakan salah satu objek wisata favorite di jepang, ramai pengunjung
datang ke sana dan rata-rata mereka membawa berbagai makanan untuk binatang
mungil bertelinga lebar itu sehingga mereka tidak pernah kekurangan makanan,
dan tentu saja pupulasi makin bertambah-tambah.
Catatan:
https://www.smithsonianmag.com/travel/japan-rabbit-island-dark-history-180962631/
2. Gambar diambil dari google
2. Gambar diambil dari google
Komentar