BILA MUSIM DURIAN TIBA DI BENGKALIS
Bengkalis
adalah sebuah pulau dalam wilayah Provisnsi Riau dan salah satu kabupaten dari
12 Kabupaten yang ada di Provinsi Riau. Hampir setiap tahun saya mendapat
kesempatan untuk berkunjung ke Pulau ini. Sehingga bagi saya pulau yang
terkenal dengan ikan terubuk ini sudah tidak asing lagi.
Kekurangan uang untuk traveling ?Mari kita dapatkan dengan gabung bisnis jaringan dengan modal sangat murah hanya 25 ribu rupiah, bisa
menghasilkan Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan ?
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
Namun kedatangan saya kali ini
terasa agak lain dari yang biasanya. Baru saja saya memposting kepergian saya
ke Bengkalis di Facebook, sudah banyak komen-komen yang mengatakan bahwa di
Bengkalis sedang musim durian. Banyak juga yang meminta dibawakan durian. Namun
bagi saya ini tidak menjadi perhatian benar.
Dan ketika dalam perjalanan ke
Sungai Pakning, tempat nantinya menyebrang ke pulau Bengkalis, Pak Ucok supir travel yang bertampang seorang guru itu
sudah membicarakan buah-buahan dengan baunya yang spesifik dan berduri itu.
Demikian juga ketika dalam Ferry penyebrangan penumpang duduk berkelompok
membicarakan durian. Ada yang memembicarakan jenis-jenis duriannya ada yang
membicarakan keunggulannya dari setiap jenis durian itu dan juga membicarakan pesta durian yang akan diadakan. Seumur-umur
inilah nampaknya orang betul-betul demam durian disela-sela pembicaraan merek tentang
piala dunia bola kaki yang sedang berlansung.
Di Pekanbaru boleh dikatakan
durian ada setiap saat, tidak tergantung musim. Namun harganya cukup
mengagumkan. Terakhir saya makan durian dengan dua orang teman, di tempat biasa
makan durian yang mangkal di jalan Sudirman, kami bertiga habis tiga buah
durian dengan sedikit ketan kena 210
ribu berarti satu durian 70 ribu rupiah. Itulah sebabnya di Pekanbaru saya jarang
mentraktir teman makan durian karena harganya bisa merobek kantong itu.
Beda dengan di Medan. Tempat makan
durian yang tersohor di Sumatra utara itu adalah “Ucok Durian”. Di sana kita
tidak perlu khawatir jika mentraktir teman. Durian yang standar harga perbuahnya sudah tertentu yaitu 25 ribu
perbuah. Kalau kita habis sepuluh hanya 250 ribu. Dan tukang buka duriannya
standby pula. Sehingga kita tinggal
menikmati saja.
Kedatangan saya ke Bengkalis
sebenar adalah untuk menjadi nara sumber Bintek Kurikulum 2013 untuk guru SD.
Hari pertama pelatihan berakhir pukul
16.15 Wib. Baru saja keluar kelas, seorang kepala sekolah yang juga nara sumber
sudah menunggu dengan mobilnya. “Bapak harus menikmati musim durian di
Bengkalis ini”, katanya. Maka berempat kami melaju dengan mobil keluar kota,
rupanya ke Selat Baru tempat tamasya yang terkenal di Bengkalis.
Sepanjang jalan menuju selat baru
banyak durian yang beronggok-onggok di pinggir jalan yang dijual. Namun ketika
sampai di Selat Barunya saya begitu terpesona oleh pemandangan pantai yang
menawan. Sehingga saya menyempatkan diri untuk jepret sana dan jepret sini
dulu.
Pada sebuah warung dipinggir
pantai itu teman telah menunggu, beberap durian telah di buka. Segera saja saya
menyantap buah-buah yang sedap itu. Rupanya ketiga teman yang menyertai saya
takut dengan durian. Mereka hanya menghormati saya saja. Maka yang banyak makan
durian itu adalah saya. Mereka takut dengan penyakit yang ditimbulkan oleh
durian seperti kalesterol, tensi ataupun asam urat. Dan saya bersukur, diantara
mereka saya yang paling tua dari segi umur tapi saya belum berpantang makan
durian. Namun, karena yang paling banyak menikmati itu adalah saya, maka
meskipun belum puas, setelah dibuka 6 durian saya mengatakan cukup. Dari 6
durian itu saya sendiri menghabiskan 4 buah. Mereka bertiga hanya 2 biji.
Namun peristiwa makan durian di
Selat Baru pada sore itu, rupanya hanya pembuka saja. Keesokan harinya ada pula
yang membawa durian satu goni, demikian pula hari berikutnya. Ada-ada saja
peserta pelatihan yang membawa durian, yang nantinya kami nikmati bersama-sama
ketika istirahat makan siang. Dan selalu saya yang paling banyak menghabiskan.
Lima hari saya di Bengkalis, tiada
hari tanpa makan durian. Berbagai macam
durian yang muncul. Ada yang yang lembek bagai bubur dan rasanya
pahit-pahit enak, ada yang kekuning-kuningan, mereka sebut durian tembaga ada
yang besar satu ruang diisi oleh hanya satu biji saja. Dan rasanya juga
bermacam-macam, tapi katagorinya hanya dua saja. Enak dan sangat enak sekali.
Sayang, ketika balik ke Pekanbaru tidak satu biji pun yang saya bawa. Teman
yang bawa mobil dan menunggu saya di Sungai Pakning secara tersirat mengatakan
tidak suka kalau saya bawa durian. Maklum saja kalau kita bawa durian di mobil,
kadangkala 3 hari belum hilang baunya.
Catatan: Sebagian dari gambar durian diambil dari google
Catatan: Sebagian dari gambar durian diambil dari google
Komentar