DANAU DENDAM TAK SUDAH DI BENGKULU DANAU DENGAN BERBAGAI CERITA MISTERI.

Apa yang membuat saya mengagendakan berkunjung ke Danau ini?  Tidak lain karena namanya yang menimbulkan berbagai persepsi. Dendam tak sudah. Dan tambah melegenda lagi ketika beberapa episode sinetron 7 manusia harimau ceritanya ada di  danau terkenal di Bengkulu ini. 


Suka traveling tapi uang terbatas. Ini solusinya, dapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik :
https://muslimpromo.com/?ref=8076

Begitulah, ketika hari terakhir di Bengkulu, saya mengatakan bahwa ada satu objek wisata lagi yang belum di kunjungi, yaitu “Danau dendam tak sudah”. Adik saya yang pernah bertugas di Bengkulu mengatakan bahwa kami sebenarnya sudah melewati danau itu ketika memasuki Kota Bengkulu. Karena letaknya persis di pinggir jalan lintas. Persisnya di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah memiliki luas keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 hektare.

Sebagai tujuan wisata sebenarnya danau ini kalah menarik dibanding dengan danau-danau lain di Sumatra seperti danau  Toba, Maninjau, Singkarak apalagi danau kembar yang ada di Alahan Panjang.  Jalan lintas yang merapat ke danau mendatangkan kesan ruang tempat bersantai  sangat terbatas dan tempat parkir juga kurang. Salah parkir mobil  bisa menimbulkan kemacetan pada jalan lintas. Ruang yang sempit antara jalan dan danau sudah diisi pula oleh pondok-pondok pedagang sehingga tempat untuk selfie dengan latar belakang danau jadi terhambat. 

Namun Namanya yang fantastis “Dendam Tak Sudah” beserta cerita mistis yang menyertainya menarik kita untuk berkunjung. Setidaknya ada 4 cerita msteri dan satu cerita yang mengandung kebenaran yang berhubungan dengan  nama danau “Dendam tak sudah ini.

Cerita pertama adalah cerita sepasang kekasih yang lagi kasmaran dan ingin bersatu dalam ikatan perkawinan. Namun saja keluarga ke dua belah pihak tidak merestuinya. Sehingga akhirnya mereka frustasi dan terjun menenggelamkan diri ke dalam danau. Karena mati penasaran mereka menjelma menjadi  dua ekor lintah besar. Dan mereka jadi dendam kepada  siapa saja.

Cerita kedua adalah tentang buaya buntung. Buaya ini dulu suka traveling juga. Suatu hari dalam teravelingnya ia berjumpa dengan buaya asal lampung di sungai musi Palembang. Biasanya kalau traveler jumpa traveler lain akan berbagi  cerita dan menjalin persahabatan. Namun traveler buaya ini malah bertarung adu kekuatan.  Buaya dari Bengkulu berhasil mengalahkan buaya dari Lampung. Namun dalam pertarungan itu buaya lampung berhasil membuntungi ekornya. Makanya  setelah pulang ke danau dendam tak sudah ia membawa dendam yang berkepanjangan bersamanya. Dan buaya ini katanya sering muncul pada hari-hari besar seperti  idul fitri. Sedangkan kalau dia muncul pada hari-hari biasa berarti ini suatu pertanda akan terjadi suatu malapetaka. Dan ini di buktikan beberapa hari sebelum Bengulu dilanda gempa yang maha dasyat kalau tidak salah tahun 1980-an buaya itu muncul dan berenang-renang dengan disaksikan banyak orang.

Cerita berikutnya mengatkan bahwa di salah satu sisi danau ada kuburan keramat bernama keramat ’Sapu Jagat’ atau keramat Pintu Air. Menurut cerita yang disampaikan secara turun-temurun, keramat tersebut merupakan keramat orang sakti, yang memilki ilmu mumpuni. Nama keramat tersebut oleh warga Suku Lembak, disebut keramat 'Keramat Pitu Ayo', yang berarti Keramat Pintu Air. Ada juga warga Suku Lembak menyebut nama keramat itu dengan nama Keramat 'Jalan ke Ayo'. Sayangnya, nama penghuni keramat tersebut, belum diketahui secara persis. Sejarah keramat tersebut, sudah ada sebelum penjajah datang ke Kota Bengkulu.

Setiap ada kegiatan lomba azan, lomba shalat, hingga panen, masyrakat menyempatkan diri hadir ke keramat tersebut. Khusus terkait panen, masyarakat membawa kue apem ke keramat sebagai bentuk syukur atas hasil panen padi yang melimpah. Pada zaman penjajahan Inggris, pasukan kolonial sempat gagal menyerbu warga Suku Lembak akibat dihalau oleh Keramat Sapu Jagat. Menurut Kepercayaan warga, penghuni keramat ketika itu menurunkan hujan abu sehingga menghalangi penyerbuan. 

Selain dari 3 cerita diatas ada lagi cerita lain yang mengatakan  di danau yang memiliki luas 577 hektare (Ha) dengan luas permukaan danau sekitar 67 Ha ini. Konon, Keramat Danau ini dijaga oleh Harimau Hitam dan Rusa Kelabu. Pada suatu ketika, dilakukan pembangunan jalan di sekitar Keramat Danau yang terkena kemarau. Namun, ketika proyek dikerjakan, alat berat yang digunakan tidak bisa bisa berjalan. Oleh karena itu, proyek pembangunan jalan dialihkan ke tempat lain. Cerita lain mengungkapkan, kehadiran Harimau Hitam dan Rusa Kelabu pernah disaksikan warga. Setelah menyaksikan kedua penghuni tersebut, warga yang melihat tidak dapat ditur selama lima hari lima malam. Mereka  baru dapat tidur setelah dilakukan syukuran di Keramat Danau.

 Itulah 4 certia misteri yang melekat dengan danau Dendam Tak sudah ini. Selain dari ke empat cerita itu ada suatu cerita yang kemungkinan benarnya cukup besar yaitu tentang pembangunan dam oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Konon, Belanda membangun bendungan untuk menampung banjir. Tapi, hingga penjajahan berakhir, bendungan itu tak kunjung usai dan ditinggalkan begitu saja. Akibatnya penduduk merasa kecewa  dan dendam  kepada belanda . Ada juga yang mengaitkan nama Dendam Tak Sudah itu sebenarnya berasal dari Dam Tak Sudah, atau  bendungan yang tidak selesai.
.Note : 1. Bahan di olah dari https://id.wikipedia.org  /wiki/Danau_Dendam_Tak_Sudah
            2. Gambar diambil dari google
            3. Bagi pecinta traveling yang terkendala masalah uang silakan pelajari ini: https://muslimpromo.com/?ref=8076

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip