MENZIARAHI KUBURAN PAHLAWAN SENTOT ALI BASYA DI BENGKULU



Kapan saja kita berbicara tentang perang Diponegoro, nama Sentot Ali Basya pasti tidak akan terabaikan. Karena tokoh yang satu ini memegang peranan penting dalam pertempuran yang maha dasyat di Jawa itu yang menguras energy dan keuangan pemerintah Belanda. Dan sekarang pahlawan yang dijuluki Belanda Napeleon Jawa itu terkubur di Bengkulu jauh dari tanah kelahiran dan sanak saudaranya.


Suka traveling tapi uang terbatas. Ini solusinya, dapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik :
https://muslimpromo.com/?ref=8076



Sentot  Alai Basya adalah seorang Panglima Perang Diponegoro. Ia menjadi panglima perang dalam usia yang sangat muda yaitu 17 tahun, sebaya dengan anak SMA sekarang. Namun, meskipun ia anak muda keberhasilan pasukan yang dipimpinnya dalam berperang, cukup membuat Belanda kewalahan. Seandainya saja Tuanku Imam Bonjol di Sumatra tidak bersedia berdamai dengan Belanda ketika itu, saya yakin Belanda terusir dari Nusantara ini antara tahun 1825 dan 1830.

http://windowofthewords.blogspot.co.id/2016/02/misteri-perjanjian-damai-kaum-paderi.html 

Untuk menghadapi perang jawa ini Belanda menggunakan segala daya dan upaya. Dengan kelicikannya Belanda berhasil membujuk kaum paderi berdamai dengannya. Dengan demikian mereka bisa memindahkan pasukan mereka yang ada di Sumatra untuk berperang melawan Diponegoro.
 Gerakan pasukan Diponegoro sangat cepat dan lincah karena mereka memiliki kemahiran dan keberanian yang luar biasa yang disemangati perang Sabilillah.  Hal ini membuat Belanda harus mengirim banyak Jenderal, Kolonel, dan Mayor yang dikirim ke jawa. Mereka adalah Jenderal De Kock. Jenderal Van Geen, Jenderal Holsman, Jenderal Bisschof.

Dalam peperangan ini Sentot Ali Basya dan Pangeran Diponegoro menggunakan taktik grillya dan selalu berpindah-pindah sehingga sangat sukar bagi pasukan Belanda untuk menyergapnya. Selama perang berlansung, pasukan yang dipimpin Sentot Ali Basya tidak pernah mengalami kekalahan.
Jenderal De Kock yang merupakan pimpinan tertinggi pasukan Belanda ketika itu berusaha dengan segala cara untuk menangkap Sentot. Sayang sekali,  melalui  Prawirodiningrat, bupati Madiun yang merupakan  kakak dari Sentot Ali Basya  Berhasil membujuk Sentot untuk berunding. Sentot Ali Basya terlalu percaya kepada sang kakak. 
Dengan bujukan sang Kakak  Sentot menerima tawaran Belanda, ia memasuki kota Yogyakarta dengan mendapatkan upacara militer penuh sebagai seorang jenderal tepat pada tanggal 24 oktober 1829. Sentot Ali Basya masuk perangkap Belanda, ia disergap kemudian dijadikan tawanan perang.

Setelah itu ia dikirim ke Sumatra untuk memerangi Kaum paderi di Sumatra. Namun sebagai orang yang cerdas dan mencintai tanah airnya ia menjalin kontak dengan kaum paderi dan membantu mereka mengusir penjajah.  Sayang, akhirnya Belanda mencium perbuatannya itu dan ia ditangkap dan dibawa ke Jakarta.  Setelah diadili dia kemudian ia diasingkan ke BengkuluTujuan Belanda sebenarnya membuang pejuang ini Ke Bengkulu adalah untuk membunuhnya dengan cara lain. Bengkulu ketika itu sedang dijangkiti penyakit malaria yang saat itu belum ada obatnya. Namun Tuhan menyayangi sang pejuang,  ia tidak mempan dibunuh hanya dengan nyamuk malaria.  Di Bengkulu inilah ia menghabiskan sisa hidupnya  berbaur dengan masyarakat sekitar, sampai ia menemui kematiannya  tahun 1885.

Kini, pahlawan itu berbaring di sebuah pemakaman umum di tengah kota Bengkulu . jalan  di pemakaman itu  mengabadikan namanya yaitu jalan Sentot Ali Basya di kelurahan Bajak desa Penggantungan.Sedangkan nama TPU nya juga menggunakan nama Sang pahlawan TPU Sentot Ali Basya. Meskipun berada diantara makam -makam lain, namun tidak susah menemukan makam nya. Karena terletak tidak jauh dari gerbang dan bangunannya berbeda dari  yang lain.  Berbaringlah dengan damai wahai pejuang bangsa!

Catatan: - sebagian bahan diambil dari ttps://daerah.sindonews.com/read/1222915/29/sentot-ali-basya-panglima-perang-diponegoro-yang-dijuluki-napoleon-jawa-1500653996/
- Sebagian gambar diambil dari google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip