LONG WAY JOURNEY TO BENGKULU (Part 2)


Jalan lintas dari Bangko ke Saralangon relative bagus dan mulus. Dan jalannya tidak banyak pendakian dan bengkolan. Hanya saja di beberapa tempat terasa sunyi. Tidak ada lampu jalanan. Kkiri kanan jalan juga gelap, rumah penduduk tidak di terangi listrik. Saya tidak tahu apakah sedang mati listrik atau memang listrik belum masuk.



Kondisi jalan yang gelap itu menimbulkan rasa was-was juga. Dan adik saya kirim SMS kalau Nampak ada kecelakaan jangan berhenti, kemungkinan itu tidak kecelakaan murni. Dan memang malam itu kami menemukan dua peristiwa  kecelakaan, namun kami tidak memperdulikan dan terus saja melaju.

Sekitar satu jam kami sudah sampai ke Gerbang selamat datang di kota Saralangon. Saya memperlambat laju mobil, berarti sudah dekat. Namun rupanya saya keliru,  
Kota Saralangon mya masih jauh. Kami baru sampai ke kotanya sekitar 40 menit setelah itu.
Memasuki kotanya kami berjalan lambat-lambat, melihat hotel atau penginapan untuk bermalam.  Persis di tengah kota Saralangon ada sebuah hotel, hotel Putra Ogan di sanalah kami bermalam untuk beristirahat.

Sarapan pagi disediakan di hotel ini. Kesempatan sarapan pagi kami gunakan untuk berbincang-bincang. Walaupun kami kakak beradik seayah seibu namun kami, saya, adik lelaki dan dua orang kakak perempuan  jarang punya kesempatan untuk berbincang-bincang seperti pagi ini.  Kesempatan seperti ini membuat  rasa persaudaran  menjadi berarti.

Selesai sarapan perjalanan dilanjutkan ke Lubuk Linggau Sumatra selatan.  Jarak antara  kedua kota ini sekitar 135 km, melewati kota Singkut, Muara Rupit dan lain-lainnya. Jalanan mulus, boleh dikatakan tidak ada pendakian dan juga tidak ada tikungan tajam. Masuk kota Lubuk Linggau yang cukup padat, mengikuti rambu-rambu lalulintas, akhirnya sampai ke luar kota dan mulai memasuki jalan menuju Bengkulu.

Maka mulailah perjalanan mendaki menurun dengan tikungan-tikungan yang tajam,  melewati perumahan-perumahan penduduk pedesaan yang cukup padat. Di sini kita memang harus berhati-hati supaya tidak menabrak orang-orang yang banyak berlalu lalang.

Sampai di Kabupaten Rejang Lebong, kita memasuki daerah pergunungan. Sejauh-jauh mata memandang adalah perkebunan masyarakat terdiri dari bermacam-macam jenis sayuran, tomat dan ada juga stroberi. Nun jauh di sana perbukitan terhampar menghijau  Pemandangannya indah sekali dan udara pun sejuk. Di  pingir-pingir jalan  banyak terdapat pondok-pondok  tempat penduduk menjual buah-buahan dan hasil bumi lainnya. Kami berhenti sejenak, pada sebuah pondok, pesan kopi sambil menikamati jagung rebus. Sungguh tamasya  yang indah. 

Tak berapa jauh dari tempat itu, kami sampai pada sebuah objek wisata berupa sebuah Danau. Saya tidak melihat tulisan-tulisan yang menunjukkan nama danau itu. Fasilitas di tempat wisata itu cukup kompleit. Ada WC, mushalla, tempat parkir yang memadai. Ada tempat bermain anak-anak, kantin. Untuk mengelilingi danau sudah disediakan beberapa perahu. Bagi penggemar flying fox  bisa menyalurkan hobbynya di sini melayang melintasi danau.

Ketika itu pengunjung tempat wisata di Kepala Curup ini sangat ramai. Dari pakaian mereka Nampak banyak dari mereka merupakan dari instansi pemerintah yang mungkin sedang memanfaatkan liburan akhir tahun. Kami ikut-ikutan pula seperti mereka, membentangkan tikar pada tempat yang berumput. Di sana kami makan siang dengan bekal yang kami bawa.

Waktu zuhur belum masuk ketika kami melanjutkan lagi perjalanan ke Bengkulu. Jalan yang dilaui tetap berliku-liku melewati perkampungan penduduk sampai akhirnya kami berhenti di depan kantor bupati Kabupaten Kapahiang. Lewat kota Kapahiang ini jalan yang dilalui makin menantang. Jalan mendaki dan menurun dengan kelokannya yang ekstrim mirip kelok 44 di sumbar,  yang diapit oleh dinding perbukitan dan jurang yang terjal. Jalan seperti ini cukup memacu adrenalin. Cukup lama juga rasanya melewati jalan yang ekstream ini sampai kami di pinggiran kota Bengkulu.

Sebelum masuk Bengkulu kami singgah dulu pada sebuah warung, minum kopi ditemani lotek yang pedas. Setelah itu kami mulai memasuki kota Bengkulu, ibu kota Provinsi satu-satunya di Sumatra yang belum pernah saya kunjungi. Kami lansung menuju hotel Pasir Putih yang telah telah di booking oleh kawan adik saya. Hotel ini persis berhadapan dengan Pantai Pasir panjang yang merupakan objek utama wisata di kota Bengkulu. 
Catatan : Beberapa gambar diambil dari google.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

4 Pengaruh Traveling pada Fisik