PLTD APUNG DI ACEH BUKTI DASYATNYA KEKUATAN AIR


 Kapal besar dengan bobot 2600 ton, panjang 63 meter dan lebar 19 meter kini terdampar di darat seperti terpaku di bumi; diam membisu bagai raksasa menjulang tinggi tak bergerak; menunjukkan kepada kita  betapa dasyatnya kekauatan alam yang hanya berupa air, benda cair yang lembut. 




Saya yakin, siapapun yang datang kemari pasti akan terperangah melihat kapal tongkang yang super besar ini menjulang tinggi terpaku di bumi bagaikan raksasa yang membeku tidak bergerak. Sejatinya kapal ini adalah kapal pembangkit tenaga diesel yang berfungsi untuk menyuplai tenaga listrik untuk kota Banda Aceh. Namun Tsunami yang dasyat melemparkannya sejauh 5 km dari pantai Ulee Lheue tempat ia bersandar.

Kini tongkang raksasa itu terpaku di tengah pemukiman penduduk dan menjadi salah satu objek wisata di Banda Aceh.  Ratusan, bahkan ribuan orang setiap saat berdatnagn kemari. Ketika saya kesana, bukan hanya pelancong local yang datang tapi juga pelancong dari pulau jawa. Bahkan penjaga took souvenir di sana mengatakan president Amerika Clinton pernah juga berkunjung ke sana.

PLTD apung yang menjadi objek wisata ini menempati areal yang sangat luas. Di luar gerbang ada tempat parker. Setelah melewati gerbang kita akan menemui posko penjaga. Namun untuk masuk ke arena kita tidak dipungut bayaran. Di seberang posko ada monument tsunami.  Kemudian kita akan melihat taman bermain yang merupakan taman edukasi, mungkin untuk menjelaskan kepada anak sekolah mengenai potensi dan kekuatan alam 

Pelancong diperkenalkan secara bebas untuk naik ke kapal sampai tingkat yang paling atas. Dan di setiap ruangan setiap lantai kita bisa melihat gambar-gambar tentang peristiwa tsunami dan proses bagaimana kapal raksasa itu sampai terdampar. Ada juga ruangan yang khusus memperlihatkan fungsi dan perlengkapan kapal sebelum ia terdampar. Beberapa orang guide siap menjelaskan secara gratis hal-hal yang ingin di ketahui oleh pengunjung.

Pukul 12 siang, pengunjung di minta keluar dari kapal.  Kapal di tutup semntara menjelang pukul 14. Banyak pengunjung tidak setuju dengan peraturan ini. Seorang ibu-ibu mungkin penjabat dari Jakarta ngomel-ngomel. “Kita datang jauh-jauh dengan pesawat hanya untuk melihat ini, ternyata ditutup pula” Seabar bu, hanya sebentar, nanti  pukul 2 silakan ibu jelajahi kapal ini sepuas-puasnya.”

Kantin yang dalam kawasan kapal sayangnya tidak menyediakan banyak pilihan makanan. Hanya minuman-minuman botol dan snack kotak yang biasa dimakan anak-anak. Sedangkan di luar pagar dekat gerbang ada beberapa took menjual berbagai souvenir dan agak lengkap dari tempat lain yang saya kunjungi. 

Nah siapa saja yang sudah sampai ke Banda Aceh, dengan yakin saya mengatakan bahwa anda adalah golongan orang yang merugi kalau tidak sampai ke PLTD Apung ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

4 Pengaruh Traveling pada Fisik