PECINTA ALAM, PERHATIKAN RAMBU-RAMBU


Pendaki gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki

Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
(“Rita Rubi Hartland – Pecinta Alam”)


Berpetualang  ke alam bebas adalah hobby yang mengasyikkan, baik berpetualang menerobos hutan rimba, mendaki  gunung, menyelusuri sungai dan lain sebagainya. Bagi remaja hobby berpetualang penuh tantangan ini merupakan salah satu ajang mencari jati diri, sehingga di mana-mana muncul kelompok pecinta alam dengan berbagai namadan symbol. Namun diduga ada beberapa kelompok yang berlabel pecinta alam ini malah berbuat sesuatu yang merusak alam yang seharusnya, mereka jaga dan cintai itu. Nah bagi yang  benar-benar pecinta alam perlu memperhatikan rambu-rambu berikut ini.
Traveling butuh biaya. Mari kita  dapatkan uang  dengan gabung bisnis jaringan  dengan modal  sangat murah hanya 25 ribu rupiah, bisa menghasilkan Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan ?
Silahkan klik :
https://muslimpromo.com/?ref=8076
 
1.      Jangan mengambil sesuatu, keculi gambar
Ketika kita memasuki hutan rimba kita akan menemukan berbagai pesona alam yang sangat memukau. Jika nasib baik kita akan melihat berbagai aneka keindahan bunga yang berkembang dengan subur. Bunga-bunga anggrek yang bewarna-warni dengan berbagai jenis, seperti anggrek bulan, kala jengking dan sebagainya Nampak melambai lambai menggoda kita untuk mengambilnya. Bagi mereka yang mendaki gunung kerinci Sumatra pada bulan April dan Mei kadangka menemukan hamparan bunga langka, bunga edelweiss sejauh mata memandang. Namun jangan tergoda untuk mengambilnya. Percaya atau tidak katanya hutan ini ada penunggunya, sehingga kita tidak bisa mengambil sembarangan.
Namun terlepas dari masalah mistik tersebut, memang tidak seharusnya kita memetik bunga-bunga langka itu dari habitanya. Alangkah lebih baiknya kita abadikan dalam bentuk foto-foto yang indah yang bisa kita bagi-bagikan kepada teman dan orang-orang tercinta.
2.      Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak 


      Bagi mereka yang  pernah berkunjung ketempat-tempat wisata setelah musim liburan baik di hutan, maupun di gunung ataupun di pantai tentu pernah menemukan tumpukan sampah yang menggunung dan merusak pemandangan. Padahal hal ini benar-benar tidak mencerminkan perilaku orang yang peduli terhadap lingkungan. Selain merusak pemandangan, udara pun bisa tercemar. Sampah-sampah ini  bisa mengancam kelestarian hewan yang hidup di sana. Kalau memang destinasi wisata alam tersebut tak menyediakan wadah pembuangan, seharunya bawa saja sampah bawaanmu sampai menemukan tempat sampah.
3.      Melakukan vandalisme
Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu

Vandalisme, ini mungkin prilaku seorang yang mengaku pecinta alam yang paling merusak. Pohon-pohon besar yang berdiri kokoh sebagian kulitnya ditoreh untuk menuliskan kata-kata yang kehadiran   mereka di suatu tempat. Semua ditulisi, batu cadas, jembatan-jembatan shelter-shelter tempat berteduh. Bahkan di toilet sebuah masjid dekat lokasi wisata saya pernah juga melihat coretan-coretan para vandalism ini. Perbuatan vandalism inilah yang paling banyak merusak citra para pecinta alam. Marilah kita menjadi pecinta alam yang benar sehingga tangisan Rita Rubi Hartland tidak perlu terjadi.
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip