BACKPACKER TO PULAU KIJANG RETEH INDRAGIRI HILIR (PART 4)


When I was just a boy
I expected the world
But the world  flew away from my reach
So I ran away in my  sleep
Dreamed of traveling around the world



Pagi harinya, selesai sarapan, kepala sekolah SD 019 dan dua orang guru dan ditambah dengan seorang pengawas sekolah datang menjemput kami. Masing-masing orang membonceng kami. Saya dibonceng  seorang guru laki-laki umur 40 an. Sekitar 2 km jalan yang kami tempuh adalah jalan beraspal kemudian selanjutnya jalan pasir batu. Tidak berapa lama mulai memasuki jalan semenisasi yang lebarnya hampir tidak cukup untuk dua kenderaan roda dua untuk berselisih.

Jangan bayangkan kan jalan semenisasi di perumahan-perumahan  Pekanbaru yang mulus. Jalan yang kami lalui semennya lebih banyak yang pecah dari yang utuh. Dan pecahan ini membentuk lobang yang cukup dalam sehingga kita yang diatas motor roda dua seperti dihentak-hentakkan. Cukup memberantakkan isi perut. Di mana-mana tempat banyak pula jalan berlumpur, maka di tempat berlumpu ini penumpang yang dibonceng turun dan berjalan kaki beberapa saat. 

Dibelakang kami rupanya ada kepala SMP terbuka dari tempat yang kami tuju. Ia melihat pembonceng Asesor ibu Ermita tidak begitu menguasai jalan yang ditempuh, sehingga Buk Ermita lebih banyak turun dan jalan kaki dari pada di atas sepeda motor. Melihat ini maka ia menawarkan asesor itu dengan dia saja. Karena dia lebih berpengalaman, ia melewati jalan itu setiap hari pulang balik.

Perjalanan cukup melelahkan sebetulnya, namun bagi saya jalan seperti bukan hal yang baru. Saya sering juga menjalaninya dan bahkan pernah lebih parah sehingga saya merasa bagian  pinggul kebawah seperti mati rasa. Kalau ini tidak, semua bagain saya terasa masih normal tidak ada yang mati rasa. 


Tidak jauh sebenarnya jalan yang jelek itu, kemungkinan hanya 5 km. Dan perasaan sangat lega ketika kami telah sampai ke SD 019. Seperti kebanyakan sekolah di Indragiri Hilir sekolah berpelantar. Guru-guru sudah berkumpul menunggu kami. Kami dari wajah merekanampak ketegangan. Saya mengajak mereka untuk santai, proses audit sekolah jangan terlalu dirisaukan. Karena ini hanya sebuah proses bukan hal yang tiba-tiba. Yang penting mereka sudah berbuat maksimal,masalah hasil jangan terlalu dipikirkan betul.

Saya sempat juga melonggok beberapa kelas, melihat sekilas guru yang mengajar. Menyempatkan diri juga berbincang-bincang dengan guru dan juga menjepret anak-anak yang sedang beraktifitas. Setelah pertemuan resmi sekolah dengan asesor kemudian proses audit dokumen, saya memantau sebentar, kemudian dengan didampingi pengawas saya meninggalkan sekolah itu untuk menuju sekolah selanjutnya yaitu SD 012 Pulau Kecil. Untuk kesana, kami kembali berjuang melewati jalan yang tadi kami lewati
 ( Bersambung BACKPACKER TO PULAU KIJANG RETEH INDRAGIRI HILIR
Last Episode)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip