BACKPACKER TO PULAU KIJANG RETEH INDRAGIRI HILIR (PART 1)
Reteh dengan kota kecamatannya Pulau Kijang adalah salah satu
kecmatan di kabupaten Indragiri hilir Riau. Meskipun saya sudah sering ke
Tembilahan, ibu kota Kabupaten, namun saya belum pernah mengunjungi kecamatan
Reteh ini.
Namun sebagai seorang yang menyukai traveling, saya selalu
merasa senang untuk dapat mengunjungi daerah-daerah yang belum pernah saya
kunjungi, Demikian juga ketika di beri tugas oleh Badan Akreditasi Propinsi
Sekolah/Madrasah untuk mengunjungi beberapa sekolah dasar untuk memantau kerja
Assesor akreditasi, saya sudah membayangkan perjalanan ini pasti kaya dengan
tantangan dan petualangan.
Jadilah pukul 22.00wib
dengan 2 orang teman kami berangkat dari Pekanbaru menuju Tembilahan. Nanti di
Tembilahan kami berpisah, satu orang ke
kecamatan Mandah, satu lagi ke kecamatan Pelangiran sedangkan saya ke Reteh.
Semula saya berniat
untuk memanfaatkan perjalanan selama 8 jam dengan travel kijang innova ini untuk tidur sebagai ganti hotel berjalan,
namun akhirnya tidak jadi bisa tidak tidur, karena ada-ada saja orang mengjak
saya ngobrol.
Pukul 05.30 Wib subuh
kami sudah sampai ke Tembilahan. Karena untuk kami tidak disediakan kamar,
terpaksalah kami numpang istirahat di kamar nara sumber yang memberi pembekalan
pada asesor akreditasi malam sebelumnya. Selesai sholat subuh tidak sempat
baring-baring, diluar sudah terdengar suara suara-suara asesor yang bersiap-siap untuk turun ke
daerah. Saya pun bergegas keluar kamar, untuk menanyakan 2 orang assessor yang
akan turun ke kecamatan Reteh.
Setelah Tanya sana
sini ketemulah asesornya. Seorang ibu-ibu dan seorang bapak-bapak. Rupanya
mereka akan berangkat pagi itu.ke SD Sungai Terab. Untuk kesana mereka dengan
speed ke Kuala Tungkal Propinsi jambi dulu nanti dengan speed lagi baru ke
lokasi. Jadi untuk sampai ke sana mereka harus ke luardari Provinsi Riau dulu.
Mengasikkan juga,
namun saya tidak bisa ikut karena jadwal kapal ke kuala Tungkal pukul 07.00 wib. Sedangkan petugas dari dinas yang
akan mengantarkan instrument pengendalian mutu yang akan saya bawa belum
datang. Akhirnya saya putuskan saya mendahului mereka ke lokasi ke dua Yaitu
pulau Kijang. Jadwal kapal speed kesana pukul 12.30 siang. Berarti saya punya
waktu untuk berleha-leha membayar tidur saya yang tertunda malam sebelumnya.
Namun karena pada
dasarnya susah tidur, tidak bisa juga saya tertidur. Pukul 09 wib saya bangkit
dari tempat tidur, mandi mengepak ransel saya, maka dengan gaya backpacker saya
ke luar dari wisma dan berjalan kaki. Rencana mutar-mutar saja dahulu disekitar
kota Tembilahan.
Beberapa becak
menawarkan diri pada saya dengan sopan saya tolak. Tidak terasa saya sudah sampai
saja ke Pelabuhan. Namun masih terlalu cepat, saya terus menyusuri jalan kota
yang penuh sesak oleh kenderaan dan manusia yang melintas. Akhirnya saya
berlabuh pada sebuah kedai kopi yang pengunjungnya cukup ramai. Dari pakaian
mereka, mereka adalah pegawai negeri.
Pesan sepiring sate,
segelas kopi kemudian sarapan sambil memperhatikan pengunjung yang masuk silih
berganti. Seorang lelaki setengah baya yang duduk pada meja paling dekat dengan
saya menegur saya dengan ramah. Asal-asalan saja saya bertanya, “Bapak kepala
sekolah dimana?”
Rupanya dia memang
kepala sekolah. Ia menjelaskan bahwa ia kepala sekolah pada sebuah SD tidak
jauh dari Kuala Enok, sebuah desa kecamatan yang untuk kesana kita harus juga
menyebrang laut. Sambil menghabiskan sarapan masing-masing kami bercerita satu
sama lain. Dan ia menggunakan kesempatan itu untuk curhat tentang
kesulitan-kesulitannya menjadi kepala sekolah pada era semua gratis ini.
Hampir pukul 12 wib
saya keluar dari kedai kopi itu dan menuju pelabuhan. Berjalan menyusuri
pelataran yang menjangga pelabuhan itu. Beberapa kapal kayu besar bersandar di
sana, Beberapa kelompok boat pancung parkir tidak beraturan. Yang lain simpang siur menambah kebisingan
pelabuhan. (Bersambung)
Komentar