PATAH HATI, GALAU, GELISAH? TRAVELINGLAH OBATNYA
BY
Kiersten
Setiap
orang dalam perjalanan hidupnya pernah merasakan betapa pedihnya hati yang kecewa bisa karena putus cinta, bisa karena
yang lain, kesal patah hati dan perasaan tertekan lainnya. Mereka yang sedang dirundung
perasaan kecewa ini biasanya merasakan ketidak nyamanan dan gelisah yang
membuat tidak focus menghadapai pekerjaan. Tidur tidak nyenyak dan yang merusak
lagi nafsu makanpun hilang yang berakibat turun drastisnya kesehatan. Bagi yang
sedang menderita galau ini kata “Kiersten”, gadis California pemilik blog blondeabroad.com travelinglah
obatnya, kenapa? Inilah jawabnya.
Sebagai penenang
Mereka yang sedang
patah hati cendrung mengurung diri, berkubang dalam rasa kecewa yang mendalam menyesali dan
menyalahkan diri sendiri seolah dialah yang paling malang di dunia ini.
Traveling akan menarik kita keluar dari
kubangan kekecewaan ini, mengeluarkan kita dari lingkungan dan teman-teman, kekasih
yang membuat kita kecewa atau patah hati. Traveling menciptakan ruang baru dan
suasana baru yang menjauhkan kita keterpurukan patah hati.
Berjumpa orang-orang baru
Bisa juga yang
menjadi penenang bagi yang lagi patah hati atau depresi dengan traveling kita
berjumpa dengan orang-orang baru dengan segala pola dan tingkah lakunya.
Apalagi bagi mereka yang melakukan solo traveling, lebih memungkinkan untuk
bertemu dengan orang lain yang disukai dan kemudian juga menyukai kamu. Bagi
yang patah hati karena ditinggal kekasih tidak tertutup kemungkinan mendapat
kekasih baru.
Menciptakan keseimbangan
Bila kita banyak
berhubungan dengan orang lain, tanpa terasa kita melupakan secara
beransur-ansur kepedihan hati kita. Dengan traveling pikiran kita teralihkan
pada masalah-masalah yang kita hadapi selama perjalanan. Dengan demikian waktu
kita untuk berduka cita tersita oleh masalah lain.
Demikian juga,
traveling memupuk rasa kebebasan dan memacu penguatan rasa percaya diri. Dengan
berpindah dari suatu tempat ke tempat lain membuat kepedihan dan kekecewaan
kita secara perlahan pergi keluar dari pikiran.
Mempelajari suatu yang baru
Kesempatan
traveling juga merupakan kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Kita
ingin mengabadikan perjalanan kita, maka
kita mulai bergulat dengan fotografi. Kita mulai memfoto hal-hal yang kecil
sampai objek-objek yang besar. Demikian juga kita mengabadikan tempat-tempat
yang indah dan berkesan. Kita tentu ingin hasil fotonya yang bagus, dengan
demikian terpaksa kita pelajari juga kiat-kiat dan teknik fotografi yang benar.
Bisa
juga perjalanan kita ke komunitas yoga, kesenian, silat dalan lain-lain.
Mungkin kita tertarik pula untuk ikut bergabung dan mempelajarinya. Atau kita
bisa pula ikut menjadi sukarelawan di tempat-tempat yang membutuhkan. Taka da
batasan untuk berbuat, yang membatasi hanyalah pikiran kita saja.
Hidup pada hari ini
Banyak pelajaran yang
bisa ditarik dari traveling. Pertama dan yang paling penting, yaitu terbiasa
bergulat menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Dengan demikian pikiran
jadi tenang. Banyak yang kita temukan dan kita dengar serta perbuat dibanding
kita bersedih saja dirumah. Dengarkan dunia sekitar, dengarkan juga perasaan
kita, nikmati ketenangan, di pantai, dibawah pohon dan dimana saja.
Terus maju ke depan
Kenapa harus bersedih
di rumah kalau kita bisa mengadakan perjalanan baik secara spontan atau dengan
perancanaan yang singkat? Mari melangkah, kita nikmati hidup ini dengan
traveling, mari melangkah ke depan, mari berpetualang
Sumber: Blonde abroad.com
ALih bahasa : Aswir Astaman
Komentar