BACKPACKER TRAVELING TO KUALA KAMPAR (PART 6)




Dari pelabuhan Tanjung Batu, dengan menyandang ransel di punggung saya berjalan menuju pasar. Dekat pelabuhan  ada kedai kopi kemudian ada penginapan. Tapi saya terus berjalan, beberapa langkah ada rumah makan padang. Pasar yang tidak begitu ramai itu saya kelilingi sambil melihat hotel-hotel tempat menginap yang ada. Dan saya mampir pada sebuah hotel “Family Wisma”
Dibanding dengan tempat lain ada yang agak unik dengan harga kamar di hotel Tanjung Batu ini. Kalau di tempat lain kamar di lantai bawah bagi hotel yang tidak ada liftnya adalah yang paling mahal. Namun di sini terbalik, lantai bawah adalah yang termurah. Karena malas naik turun tangga makanya saya pilih kamar yang lantai bawah saja. Lumayan tidak sampai seratus ribu satu malam.
Malamnya saya kembali berkeliling di pasar, bermacam-macam jenis makanan dijual. Salah satu gerobak menjual menjual minuman sejenis sorbat penjualnya memanggil saya “ Pak Aswir, kapan datang?” Rupanya ia seorang guru SMA di Tanjung Batu. Ia pernah ikut pelatihan dengan saya, sudah lama, ketika Kepulauan Riau masih bergabung dengan propinsi Riau. Dan ia malam dan sore memanfaatkan waktunya untuk menjual minuman ringan untuk menambah penghasilan. Lama juga saya berbincang bincang dengannya.
Pagi pukul 06 Wib saya sudah keluar dari hotel. Menyandang ransel seperti Backpaker benaran saya menuju ke Pelabuhan. Berhenti sebentar di sebuah kedai kopi untuk sarapan. Saya pesan nasi lemak dengan sambalnya ikan teri dan kopi. Cukup nikmat.
Rupanya saya kepagian datang ke pelabuhan. Konter penjual tiket belum buka.Sambil menunggu saya gunakan untuk jepret sana jepret sini. Sayang saya tidak bias selfie karena tidak ada tongsisnya. Kalau saya berfoto juga gambar kepala saya yang dominan tidak latar belakang pemandangannya.
Hampir Pukul delapan konter penjalan tiket baru buka. Tiket kapal ke Penyalai Kuala Kampar 60 ribu. Pukul 08 lewat sedikit saya sudah daaml speed yang melaju ke pulau penyalai. Pemandangan yang diewati cukup indah. Mendekati pantai, deretan pohon-pohon kelapa yang melambai-lambai kelihatan sangat indah mengingatkan kita pada lagu rayuan pulau kelapa. Yang mengasikkan lagi, speed lain berusaha memacu speed yang kami tumpangi. Terjadilah kejar-kejaran dilaut. Tamasaya yang sungguh menyenangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip