JALAN KAKI DI YOGYAKARTA


Saya selalu ingat pertama kali Ke Yogyakarta tahun 1995. Saya baru saja selesai pelatihan di Malang. Saya berangkat dari kota Malang sekitar pukul 21.00 malam dan sampai di Yogyakarta sekitar pukul 04 Subuh. Karena kondisi  kantong terbatas, saya tidak mencari hotel tapi berusaha mencari penginapan disekitar jalan Malioboro. Dalam catatan saya ada beberapa penginapan. Sialnya setiap penginapan yang saya datangi subuh itu penuh semua.

Ingin punya penghasilan dari menulis? Mari bergabung dan mendaftar di BABE dengan meng klik:  
https://nulis.babe.news/?ajak=D2B1F6 
 

Syukur, ada tukang becak yang setia menemani saya masuk dan keluar gang disekitar Malioboro untuk mencari penginapan. Mungkin, penginapan ke-enam yang saya ketuk baru ada kamar yang bisa saya tempati. Mula-mula ada juga rasa was-was dengan tukang beca di Yogya ini, tapi dari pengalaman ini saya tidak pernah lagi merasa was-was dengan tukang beca, lagi pula, cukup lama kami mencari penginapan, si Abang beca tidak meminta pembayaran ekstra.
Setelah kedatangan saya yang pertama ke Kota gudeg ini, maka disusul oleh kedatangan berikutnya. Beberapa kalipun kita mengunjungi kota yang pernah menjadi Ibukota republic Indonesia ini, tapi tetap ada rasa ingin untuk kembali. Kota yang mendatangkan kerinduan.
 Ingin dapat tambahan uang dengan modal hanya 25 ribu rupiah, bisa menghasilkan Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan ?
Silahkan klik :
https://muslimpromo.com/?ref=8099
 

Jika saya datang dengan biaya sendiri saya selalu mencari hotel atau penginapan disekitar Marlioboro. Saya memilih Marlioboro karena dari situ, dengan jalan kaki banyak objek wisata yanbg bisa kita kunjungi. Antara lain,Keraton, Alun-alun Kidul, Museum Sonobudoyo, Pelengkung Gading, Panggung Krapyak, Benteng Vredeburg serta Taman Sari tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Semua tempat menarik ini terletak sekitar 1-2 km dari area tersebut. Dan lagi pula harga makanan dan minuman di tepat-tempat wisata di Yogyakarta tidak mahal seperti di tempat-tempat tamasya di daerah lain. Harga-harga di tempat wisata di sini sama normal saja. Kata seorang pemandu yang pernah menemani saya, harga-harga di tempat wisata di Yogya dikontrol lansung oleh Raja. Sehingga pedagang tidak menaikkan harga seenaknya saja. Dan inilah yang tidak ada di tempat-tempat tamasya daerah lain, terutama daerah kita Sumatra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip