MANGA DEK ”ANJIANG ANGEK”
Orang
Indonesia ini getol-sekali menggunakan Bahasa asing, kadangkala dari segi makna
bisa berkonotasi negatif. Seperti jenis roti ” Hot Dog” Kalau di Indonesiakan
menjadi anjing panas
Tanggal 26
Oktober subuh, ketika di Pekanbaru sedang menjadi-jadinya asap, saya terbang dari Bandara Internasional ”Minangkabau” Padang menuju
Jakarta. Sebelum naik pesawat saya sudah berniat untuk tidur dalam pesawat
untuk membayar tidur saya yang hilang selama perjalanan dari Pekanbaru ke
Padang. Namun sentuh-sentuh layar di bangku depan terputar pula film Cina IP
Man. Asyik fillmnya tak jadi saya tidur jadinya.
Tak berapa lama
kemudian pramugari membagi-bagi makanan untuk sarapan. Dengan sopan
pramugarinya berujar” Maaf Bapak ibu, karena burger sudah habis maka yang ada
hanya Hot dog”
Sambil asyik
memperhatikan layar saya mulai membuka kotak makanan yang berisi roti yang ukurannya
sedikit lebih besar dari lengan bayi. Ditengahnya
ada sebuah sosis dilapisi sejenis mayonis dan ada pula selembar daun yang
mungkin selada. Ketika saya akan mulai menyantapnya, ibu muda disebelah saya
menyapa” Pak”
Saya menoleh, ia
sedang menaburkan saus pada roti yang di pegangnya. Saya memandang padanya dengan
maksud merespon sapaannya
Diluar dugaan
saya ia bertanya ” Manga dek Anjiang
angek namo rotiko Pak?” (Kenapa roti iini disebut Anjing panas?”
Saya tercenung,
benar juga Hot dog kalau diterjemahkan ke bahasa indonesia jadi Anjing panas. Kalau dialek minang tentu " Anjiang Angek"Tentu saja ini akan menimbulkan persepsi yang beragam, jangan-jangan ada yang
menduga ini makanan tidak halal karena terbuat dari daging anjing, padahal
hanya roti biasa bercambpur dengan sosis, mayonis selembar daun selada . Kenapa
tidak disebut saja roti sosis umpamanya.
Perlu juga
dipikirkan makanan-makanan yang berkonotasi negatif seperti itu dicari nama
yang khas indonesia. Kosakata Indonesia cukup kaya untuk mencari nama lainnya
dengan bahasa Indonesia.
Komentar