BUKIT PERHENTIAN RAGI DAN PADANG HILALANG YANG MENGHILANG
Bukit
Perhentian Ragi adalah daerah sekitar sebuah bukit yang tidak begitu tinggi di
sebelah timur Kota Bangkinang. Dulu daerah ini ditumbuhi oleh bentangan padang
hilalang yang sangat luas dengan diselingi oleh pohon-pohon jambu monyet yang
berbuah sepanjang tahun
Nama bukit ini
diambil dari kata Ragi yaitu istilah penduduk Bangkinang untuk tapai yang
terbuat dari ubi kayu. Konon pada zaman dahulu terjadi perang antara penduduk
dengan kampung sebelah. Dalam perkiraan peperangan akan dimenangkan oleh penduduk.
Tapi kenyataannya dalam peperangan itu penduduk kalah telah dan pasukannya lari
ke bukit ini. Kaum ibu yang kecewa datang mengunjungi tempat
pelarian mereka. Seharusnya kaum ibu membawa nasi untuk makanan mereka yang
lagi kelaparan. Tapi para ibu membawa tapai ubi untuk makanan mereka, sebagai
protes yang menyatakan mereka itu lembek seperti tapai.
Dulu ketika masih
remaja saya sering ke Bukit Perhentian Ragi. Menyusuri jalan- setapak sampai
jauh ke dalam. Banyak penduduk yang berkebun di situ. Ada juga yang membuat
kebun karet. Namun daerah yang luas itu ada bagian dari bukit Perhentian ragi
ini yang paling sering kunjungi. Ada bagian dari bukut itu sejauh-jauh mata
memandang yang Nampak adalah hamparan padang hilalang yang sangat luas. Dan
ketika angin bertiup, padang hilalang itu bergerak bergelombang seperti ombak
dilautan diiringi desiran daun-daunnya yang berdesir karena saling bergesekan
satu sama lain. Indah sekali sehingga saya bisa berlama-lama memandangnya.
Diantara padang
hilalang itu tumbuh pohon-pohon jambu
gajus (jambu monyet) yang berbuah sepanjang tahun. Kami saja kami dapt
menikmati buahnya yang manis. Nikmat sekali rasanya ditengah terik sinar
matahari berteduh dibawah salah satu pohon gajus itu menikmati buahnya yang
manis sambil memandang padang hilalang yang bergerak bergelombang tiada henti
Minggu yang lalu
saya mendatang lagi kawasan Bukit Perhentian Ragi itu. Jalan setapak dulu,
rata-rata sudah menjadi jalan aspal. Hutan-hutan sudah tidak tampak lagi namun
digantikan oleh rumah-rumah penduduk. Saya mencoba melacak dimana lokasinya
dulu padang ilalang yang bergelombang ditiup angin, namun saya tidak
menemukannya lokasinya. Atau karena mungkin sudah diganti oleh kebun-kebun
kelapa sawit. Sayang generasi sekarang tidak dapat lagi menikmati keindahan
alam bentangan padang hilalang yang luas.
Komentar