SINBAD RIWAYAT MU KINI
Sinbad adalah sebuah
bendungan untuk pengairan sawah di desa Kampar kabupaten Kampar. Saya tidak
tahu persis kenapa penduduk di sana menyebutnya Sinbad, sebab secara resmi
tidak ada pula papan nama dari bendungan tersebut. Apakah ada hubungannya
dengan Kisah Sinbad si Pelaut. Tak mungkin rasanya.
Bagi siswa SMA Negeri
Rumbai lighting tahun 1980-an dan 1990-an, yang suka berkemah, baik Pramuka
maupun pecinta alam pasti pernah punya pengalaman kamping di bendungan yang biasa dijadikan
tempat tamasya ini.
Sabtu tanggal 2 Mei 2015 kebetulan
saya dapat undangan pesta ke Kampar. Karena lokasinya di desa Kampar maka saya
menyempatkan diri untuk melihat kembali bendungan yang dulunya hampir setiap tahun
menjadi lokasi kamping dengan
teman-teman sebaya dan juga bersama-sama siswa SMA Negeri Rumbai.
Jalan menuju kesana persis disamping
pasar desa Kampar. Dulu jalannya tidak beraspal, sekarang sudah beraspal mulus.
Dan sepanjang jalan dipenuhi oleh rumah-rumah penduduk. Padahal dulunya sangat
jarang ada rumah disana. Bahkan ada juga pabrik kertas plapindo. Jalan sudah
banyak bercabang-cabang sehingga menimbulkan keraguan dan perlu bertanya. Sawah-sawah
dan kebun karet sudah jarang terlihat.
Sekitar dua kilometer dari lokasi
jalan tidak lagi beraspal, hanya pasir batu saja. Sampai di kaki bendungan
masih terdapat rumah penduduk. Sungguh berbeda. Lokasi yang dulu tempat parkir sudah
dipenuhi rumah penduduk. Air bendungan Nampak agak kotor dan ditumbuhi tumbuhan
air. Berarti tidak banyak lagi pengunjung yang mandi dan berenang disini.
Disebelah utara yang dulu sering kami jadikan rute Hiking yang merupakan hutan
lebat yang banyak anggreknya, sudah menjadi daerah kerukan tambang pasir,
sebuah alat berat teronggok disana.
Bagian atas yang dulunya dijadikan
lokasi perkemahan telah berobah menjadi kebun karet. Ditengah kebun karet ada
kedai menjual minuman dan makanan ringan. Berarti masih banyak pengunjungnya. Dan
memang Nampak anak-anak berpakaian olah raga sekolah banyak bergerombol di sana.
Ketika kepada pengunjung kedai saya
katakan bahwa Sinbad ini sudah berobah 180 derajat, dia balik bertanya sudah
berapa tahun saya tidak kesana. Dia menambahkan sekarang Sinbad sudah menjadi
perkampungan penduduk. Dan nampaknya fungsinya sebagai tempat tamasya tidak
dikelola lagi. Dan fungsinya hanya sebagai bendungan perairan saja, namun
beberapa pohon jambu gajus yang dulu masih ada. Di bawah pohon gajus itu kami
biasa membentangkan tikar dan duduk sambil bercanda. Kenangan yang indah.
Komentar