Menatap Selat Malaka dari Pantai Tanjung Lapin Rupat Utara Sambil Menikmati Lezatnya Kuliner yang Khas


 Beberapa hari setelah PPKM kota Pekanbaru diturunkan levelnya, seorang teman yang sudah purna tugas sebagai pengawas sekolah menelpon saya dan mengajak dengan kelompok mereka untuk bertamasya ke Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis. Mendapat ajakan ini saya merasa senang sekali. Sudah lama saya berharap untuk dapat berkunjung ke Rupat ini. Tapi kondisi covid yang tak pernah mereda ini menghambat setiap langkah.

Ingin mencoba mesin pencari yang baru yang lebih baik dari google? Klick dibawah ini

 https://www.entireweb.com/?a=090457



Di group FB yang saya miliki ada beberapa orang yang sering mempromosikan objek wisata Rupat Utara ini sehinga secara virtual saya sudah familiar. Di hari Minggu yang sudah ditetapkan berkumpullah teman-teman yang sudah sepakat untuk jadi peserta tour di tugu Bamabu Kuning dekat masjid An Nur Pekanbaru.. Tidak tanggung-tanggung 46 orang. Semuanya sudah purna tugas. Banyak yang membawa pasangan. Semua kelihatan bergairah dan penuh semangat.

Sekitar pukul 6.30 pagi dengan dua bus wisata Global Ikhwan rombongan berangkat menuju Dumai. Menuju Dumai dengan menempuh jalan Tol Permai, Pekanbaru dumai yang biasanya 5 jam sekarang ditempuh sekitar 3 jam. Dan pukul 9 bus sudah memasuki kota Dumai. Dari dumai dilanjutkan ke Pelabuhan Roro Sri  Tanjung.



Menunggu beberapa saat di pelabuhan tak lama kemudian lansung masuk ke kapal roro yang sudah datang. Kondisi pelabuhan Roronya hampir mirip dengan pelabuhan Roro dari sungai Pakning menuju Bengkalis. Mungkin arisiteknya sama.

Dari pelabuhan Sri Tanjung  Dumai ke pelabuhan Tanjung Batu kecamatan Rupat dengan roro hanya 30 menit. Masing-masing orang untuk naik ke roro dikenakan biaya tiket sepuluh ribu. Kalau ke kecamatan Rupat ini saya sudah pernah 3 atau 4 kali mengunjungi sekolah-sekolah. Tapi nyebrang tidak di pelabuhan Roro ini.

Setelah sampai di sebrang di pelabuhan Tanjung Batu mulailah perjalanan panjang menuju Rupat Utara menuju Pantai Tanjung Lapin. Lama prjalanan sekitar 3 jam. Jalan yang dilalui tidak selalu mulus. Kondisi jalanya bervariasi. Jalan berpasir batu, kemudian jalan yang semenisasi kemudian adalagi nantinya jalan aspal yang mulus. Kemudian nanti kembali lagi jalan pasir batu.



Pemandangan sekitar yang dilewati, ini sebetulnya yang menjadi masalah. Jalannya juga tidak ada mendaki meurun, datar-datar saja. Gunung-gunung dan lembah-lembah tidak dijumpai. Yang ada dikiri kanan hanya rawa-rawa dan semak-semak. Kemudian kebun kelapa sawit. Sehingga perjalanan dirasa mamoton. Namun karena rombongan adalah teman-teman lama yang kocak dengan kisah-kisah unik masing-masing suasana perjalanan terasa hidup dan menggairahkan.

Pukul 2.00 wib lewat sedikit kami sudah memasuki daerah Tanjung Lapin. Lokasi objek tamasya belok  ke kanan dari jalan utama. Sebelum sampai ke pantai kita melewati dulu lokasi peternakan ikan yang sangat luas yang sedang dibangun, kemudian barulah kita sampai ke objek wisata yang dituju, Pantai Tanjung Lapin di desa Tanjung Punak kecamatan Rupat Utara. Dihadapan kita sudah menghadang selat malaka berupa laut yang tidak nampak tepinya.

Fasilitas-fasilitas objek wisata Tanjung Lapin banyak yang sedang dalam pembangunan. Namun ini tidak mengurangi kenyamanan pengunjung yang menikmati tamasyanya bersama keluarga. Air lautnya cukup tenang tidak bergelombang  sehingga tidak membahayakan jika kita bermain dan berenang di sana. Meskipun tidak terlau putih namun pasir pantai yang memanjang sangat menyenangkan kalau kita berjalan dan berlari-larian di tepian pantai.



Pohon-pohon rindang yang berjejer seolah mengawal pasir pantai yang panjang menjadi tempat berlindung pengunjung jika matahari bersinar terik sambil menikmati hembusan angin laut yang sepoi-sepoi basah. Menyenangkan sekali kalau duduk-duduk bersama keluarga atau teman-teman pada sebuah tikar di bawah pohon-pohon itu. Dan juga dilindungi oleh kerindangan pohon-pohon,  pondok –pondok terbuka yang meynediakan bermacam-macam makanan khas melayu untuk para pengunjung.

 Maka bagi yang datang kemari saya menyaran kan jangan membawa bekal dari rumah, sehingga kita bisa menikmati kulinar yang khas melayu atau mungkin khas Paulau Rupat. Panggang ikannya dengan ditaburi kecap special terasa sangat khas dilidah. Demikian juga gulai siput dan sayuran serta berbagai jenis kerang lainnya terasa begitu nikamat. Sayangnya saya tidak begitu ahli mendeskripsikan kelezatan makanan-makanan khas yang terhidang di sini. Sehing sebagai seorang pecinta traveling yang sudah mengunjungi puluhan tamasya pantai maka di Pantai Tanjung Lapin yang istimewanya adalah kulinernya dibanding keindahan alamnya. Dan direstoran-restoran dan rumah makan jarang kita temui makanan yang terhidang di sini. Dan harganya menurut saya sangat pantas, tidak mahal.

Pantai Tanjung Lapin ini disamping makanannya yang khas dan istimewa, pemandangan alamnya juga indah. Bagi mereka yang suka berselfie ria atau pecinta photography bisa memuaskan diri dengan mengambil foto –foto dengan latar belakang laut Selat Malaka dan jajaran pantai berpasir yang memanjang serta phon-pohon yang berjajar di bibir pantai.



Sebuah jembatan semen yang menjorok ketengah laut disediakan untuk mereka yang suka photography ini. Dari atas jembatan itu kita bisa mengambil foto selat Malaka dan pantai  dari berbagai sudut pandang. Di ujung jembatan tersedia pula gapura yang bertulis Pantai Tanjung Lapin yang memang diperuntukkan untuk latar belakang foto. Sedang bagi pelancong yang membawa anak disediakan pula berbagai fasilitas yang bisa dimanfaatkan anak-anak yang bermain dipasir pantai.



Sebetulnya ingin berlama-lama di Pantai dengan keunggulan kulinernya yang khas dan lezat ini. Namun karena hari itu kami masih ada objek wisata lain yang menjadi tujuan maka dengan kesan yang menyenangkan kami tinggalkan Pantai Tanjung Lapin di desa Teluk Punak Pulau Rupat ini. Saya yakin nantinya kalau masyarakat pecinta traveling sudah mengenal objek wisata disini karena dipromosikan dengan baik, objek wisata Tanjung lapin ini akan menjadi objek wisata favorite di Sumatra bahkan Indonesia.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip