ROKAN HULU SEBAGAI OBJEK WISATA


Tahun 2016 ini, dari 12 kabupaten kota di provinsi Riau, yang paling banyak saya kunjungi adalah Kabupaten Rokan Hulu. Hampir seluruh kunjungan itu merupakan perjalanan dinas, namun ada juga kunjungan karena tetangga-tetangga di kompleks perumahan tempat say tinggal meminta say memandu mereka untuk bertamasya ke Mesjid Agung Madani Islamic Centre, masjid yang sangat popular sekarang ini yang katanya terbesar di Asia Tenggara dan di kunjungi ribuan pelancong dari berbagai daerah riau dan dari berbagai daerah di Indonesia.

DapatkanIncome Rp.800 Juta,- Dari BisnisIklandengan modal hanyaRp 25 ribu
Silahkanklik :
https://muslimpromo.com/?ref=8076
Karena sering berkunjung ke Rokan Hulu, atau karena memang saya suka traveling, banyak teman-teman bertanya apa saja objek wisata yang ada di kabupaten yang dahulunya masuk kabupaten Kampar ini.
Objek wisata yang paling popular di Kabupaten Rokan hulu dengan ibu kotanya Pasir Pengaraian, tentunya Mesjid agung  Madani Islamic Centre. Karena sudah ditulis dalam blog ini secara rinci sebelumnya, maka mesjid Agung yang berjarak sekitar 180 km dari Pekanbaru ini tidak perlu saya ulas lagi. Demikian juga sumber mata air panas PAWAN,  juga tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah ada dalam blog ini. Namun selain yang dua objek ini masih ada objek lain yang tidak kalah menariknya dan hampir semuanya adalah wisata alam.

Bagi mereka pecinta alam dan petualangan, objek berikut ini mungkin sangat menarik. Di pedalaman Rokan hulu ini da tersebar beberapa gua alam dan yang paling terkenal adalah Gua hutan si Kafir dan gua hutan Tupai.
Goa Hutan Sikafir berada sekitar 1 km dari Sumber Air Pawan. Kita akan menjumpai hutan dengan kayu-kayu besar yang dililit oleh urat-urat kayu hawa. Di dalam kawasan hutan seluas 6 hektar inilah terdapat 41 goa besar dan kecil yang setiap goa memiliki nama yang sesuai dengan kondisi goa seperti goa landak karena goa ini seperti sarang landak.
Sedangkan Goa Tupai seperti parit yang panjang tidak terlalu sempit. Dari sekian banyak goa yang terkenal keindahannya dalam kumpulan ini  ialah Goa Mata Dewa dan Goa Lepong serta Goa Kulam. Goa-goa ini  sangat menantang untuk dijelajahi di dalamnya bersama pemandu yang siap melayani jasa mengantarkan pengunjung seperti di Goa Huta Sikafir.
Ada lagi wisata alam  yang sebenarnya pengairan irigasi yaitu Cipogas, Bendungan Kiti ini memiliki bebatuan yang besar dengan aliran sungai dari kaki Bukit Haorpit yang terjal dan berbatu. Konon dahulu kala tempat para petua melakukan semedi atau pertapaan. Daerah ini memiliki cerita tersendiri yang dapat ditanyakan pada juru kunci. Lokasinya dapat dirempuh dengan kendaraan roda dua dengan jarak sekitar 4 km dari Pasir Pengaraian serta bersimpangan dengan obyek air panas Pawan dan Goa Huta Sikafir. Dtsamping itu tempar ini cocok untuk berekreasi sambil mendayung kereta air yang dapat disewa. Kegiatan menarik lainnya untuk melihat tebing batu-batu sungai sepanjang danau ke hulu Sungai Cipogas.
Di Hulu sungai ini tidak jauh berjalan ada terbing terjal untuk kegiatan panjat tebing dan selalu dijadikan pertandingan panjat tebing alam yang diselenggarakan oleh FPTI.
Sungai Bungo adalah sebuah kampung di kaki bukit Hadiantua dengan penduduk sekitar 30 KK dengan pencaharian penduduk berkebun dan berladang. Perkampungan yang belum tersentuh modernisasi dan terisolir ini letaknya sekitar 1 jam dari Bendungan Cipogas. Tempat ini cocok untuk kegiatan ekowisata, berkemah, bertualang dan merlihat aktivitas kampung merupakan kegiatan menarik di perkampungan ini.
Rumah Batu Serumbou tereletak di Desa Serumbou Indah sekitar 12 km dari jalan provinsi dengan kondisi jalan dapat dilalui kendaraan roda empat pada musim kemarau. Terdapat tiga batu berbentuk rumah secara radial menonjol ke luar seperti payung, bagian bawah menjorok dan berlubang, Hutan dan bebatuan yang berbentuk binatang serta benda-benda rumah yang terlihat tidak jelas dan nyata.
Konon di tempat ini ada legenda tentang sumpah seseorang yang sakit terhadap kampung yang durhaka karena tidak menjalankan syariat Islam sehingga satu kampung di sumpah menjadi jelas. Di dekat daerah ini terdapat sebuah kampung yang terisolir dari modernisasi yang dikenal dengan nama Desa Tanjung Botong.
Disamping wisata alam ada juga wisata sejarah, yaitu berupa Makam Raja-Raja Rambah terletak di Desa Kumu sekitar 9 km dari Pasirpengaraian dan masuk sekitar 100 meter dari jalan provinsi dengan kondisi jalan semi aspal. Daerah ini adalah bekas kompleks Kerajaan Rambah yang terakhir dan terdapat beberapa makam raja-raja Rambah.
Masuk ke tempat ini berkesan suasana angker dikarenakan makam-makam itu telah ditumbuhi kayu-kayu besar, bahkan ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu Ara sehingga makam tersebut seperti terletak di dalam pangkal kayu sehingga para peziarah melihat makam harus merundukkan kepalanya untuk masuk ke dalam .

Benteng Tujuh Lapis. Setelah melihat makam raja-raja Rambah itu kita dapat melanjutkan perjalanan ke daerah Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, sekitar 23 km dari makam raja-raja itu. Benteng ini adalah benteng tanah yang dibuat oleh masyarakat Dalu-dalu pada jaman penjajahan Belanda, atas petuah Tuanku Tambusai dan di atas timbunan tanah ditanam pohon bambu atau aur berduri.
Bekas benteng tersebut yang ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar Dalu-dalu ini juga terdapat benteng-benteng yang disebut kubu.
Objek wisata di Rokan hulu ini memang bervariasi. Di samping wisata alam dan wisata sejarah  ada juga objek yang berupa taman, salah satunya Taman Nasionai Bukit Sulingi memiliki jenis flora dan fauna yang dilindungi oleh pemerintah. Di sini ada danau yang indah dan dijadikan sebagai taman rekreasi dan juga sebagai tempat penelitian biologi. Terdapat sumber air panas serta goa-goa dan seremnya hutan lebat. Bagi mereka yang suka bertualangan seperti arung jeram juga ada di lokasi ini.
Masjid Tua Kunto Darussalam berada sekitar 52 km dari Pasir Pengaraian yang awalnya didirikan pada tahun 1937 oleh R.T. Mohammad Alie dan terdapat tiga makam ahli suluk (kalifah Tengku Imam Kalifah Muda dan Imam Nawawi). Masjid ini sebagai pusat tarekat Na’syahbandiyah. Dalam perkembangan selanjutnya dibangun Suluk pada tahun 1958.
Terakhir kita kembali  ke wisata alam yaitu Air Terjun Ae Metua terletak di Kecamatan Bangun Purba yang merupakan air terjun bertingkat-tingkat sehingga sering pula disebut Air Terjun Tangga Seribu. Lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan darat, sekitar 2-3 km dari bawah. Di tempat ini terdapar kuburan pertapa Cipogas.  ‎
Bahan dilengkapi dari http://www.riauandalas.com/objek-wisata-di-kabupaten-rokan-hulu-dan-panorama-yang-indah%E2%80%8E/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip