TAMASYA KE MASJID AGUNG MADANI NASIONAL ISLAMIC CENTRE ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN
Masjid adalah tempat beribadah, namun
karena keunikan dan kekhasannya kadangkala Masjid menjadi tempat tamasya yang
ramai dikunjungi oleh pelancong-pelancong yang berwisata. Salah satunya untuk
di Riau adalah Masjid Agung Madani Nasional Islamic Centre Pasir Pengaraian
Rokan Hulu. Disamping Mesjid Agung Annur Pekanbaru yang katanya mirip dengan
Taj Mahal yang terkenal di India sana .
Saya berkenalan dengan masjid Agung Madani
Pasir Pengaraian ini sudah cukup lama, yaitu ketika Kurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK) di luncurkan sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saya pergi shalat
Jumat untuk pertama kali di sana. Kawan-kawan pengawas mengingatkan agar saya makan
siang dahulu. Waktu itu saya bilang bahwa kebiasaan saya makan siang setelah
shalat jumat.
Waktu masuk ke dalam masjid, terasa begitu nyaman dengan ACnya yang
sejuk dan ketika kita sujud, sungguh terasa karpetnya begitu lembut seoalah
olah wajah kita terbenam, begitu mewah kesannya. Dan ketika shalat jumat
berlansung barulah saya menyadari maksud dari teman yang menyuruh saya makan
siang terlebih dahulu. Bacaan ayat waktu shalatnya sangat panjang, maklum yang
menjadi imam katanya hafidz yang hafal Al-Quran. Beberapa tahun
kemudian ketika dapat kesempatan lagi shalat jumat disana lagi, kami makan siang dulu, tapi rupanya bacaan
shalatnya biasa saja tidak panjang-panjang. Ketika bulan puasa 2016 saya beberapa
kali shalat di sini.
Pembangunan Masjid Agung Madani Islamic Centre ( MAMIC ) Rokan
Hulu dimulai ini pada Tahun 2008, didirikan diatas lahan seluas 22 Ha, dengan luas
bangunan 15.800 M dan diresmikan penggunaannya pada hari Jumat
Tanggal 25 Sya’ban 1431 H, bertepatan dengan 06 Agustus 2010 M oleh Bupati
Rokan Hulu Drs. H. Achmad, M. Si, dengan menghadirkan Ustad kondang, Dai Sejuta
umat KH. Zainuddin MZ yang bertindak selaku Khatib. Mesjid
ini dapat
menampung 15.000 sampai 20.000 jamaah ini.
Masjid Agung Madani Islamic Centre Rokan Hulu dilengkapi dengan
berbagai sarana dan prasarana mulai dari tempat ibadah, Penyejuk Ruangan, Sound
System dan multi media, sehingga menambah kenyamanan dalam menjalankan
ibadah.
Masjid Agung Madani Islamic Centre Rokan Hulu dihiasi dengan
berbagai kaligrafi serta lampu gantung seberat 2 ton, terbuat dari Pelat
Kuningan dari Italia, dan batu hias, Batu Oksi dari Jawa Timur, Batu Akik dari
Kalimantan dan Turki, Batu Cris Topas dari Jawa Barat dan Batu Kalimaya dari
Banten, kaca lampu Gold Spectrum dari Amerika dan bagian tengah merupakan perisai muslim, bagian pinggir
terdapat rantai yang merupakan persatuan umat Islam, 8 bilah pedang sabilillah
Khaidir Ali, 16 busur panah Syaidina Ali bin Abi Tholib dan 8 tombak Abu Bakar
Assiddiq, ditambah dengan bunga Kusuma lambang kejayaan Islam dan dikelilingi
surat Al-Fatihah, surat Al Kafirun, surat Annas serta 99 Asmaul Husna.
Masjid Agung Madani Islamic Centre Rokan Hulu juga dilengkapi
dengan sarana MCK yang cukup dan memadai, tempat wudhu yang nyaman dan bersih,
sejadah dari Turki. Sarana perpustakaan, baik digital maupun manual, TV Madani,
Radio Daerah, poliklinik, aula serbaguna, toserba serta ruangan belajar yang
dilengkapi dengan akses internet. Sedangkan Pintu Islamic Centre Rokan Hulu,
bagian timur, pintu utama babussalam,
pintu kanan Khodijah, pintu kiri Aisyah, bagian selatan, pintu utama Aisyah I,
pintu kanan Usman bin Affan, pintu kiri Umar bin Khatab, sedangkan pintu bagian
utara, pintu uatama Khadijah I, pintu kanan Abu Bakar As Siddiq, pintu kiri
Umar bin Khatab, sedangkan bagian Kubah utama diameter 25 M, tinggi 55 M dan
didampingi 4 unit menara tinggi 66.66 M. Ditambah dengan menara setinggi 99 M.
Shalat fardhu di masjid Madani ini agak
unik dibanding masjid lain. Sekitar 30 menit sebelum masuk waktu tampil dua orang santri dengan baju gamis putih di
panggung. Satu duduk di panggung, yang satu lagi di bawah. Yang di panggung
menunjukkan kemampuan hapalan Al-qurannya. Sedang yang dibawah mengingatkan
kalau ada yang salah atau ada bacaan yang terlupa. Ini berlangsung sekitar 15
menit. Beberapa menit mendekati waktu yang duduk di panggung berganti dengan
yang lain dan mengumandangkan, turrahim, mirip-mirip azan tapi
tidak azan. Selesai ini, langsung terdengar beduk bertalu-talu dengan irama yang
specific yang membuat perasaan kita melayang-layang seolah kita berada di dunia
lain. Suara beduk makin perlahan kemudian disusul suara azan. Selesai azan, hamper
semua Jemaah shalat sunah. Sebelum shalat zuhur berjemaah diadakan dulu kultum.
Kemudian barulah shalat berjemaah. Yang uniknya pakaian imamnya khusus dan
unik.
Keberadaan Mesjid Madani sebagai tempat wisata, baru saya
ketahui tahun 2016 ini. Sehingga say ingin melihat apakah memang benar banya
pelancong kesana. Maka pada hari minggu tanggal 4 Semtember 2016 yang lalu, bersama
dengan kawan-kawan(lebih banyak ibu-ibu) di kompleks perumahan. Perjalanan dari
Pekanbaru ke Pasir pengaraian sekitar 4 Jam. Kami sampai di sana sekitar pukul
11 Wib.
Tempat parkir di luar areal masjid sudah penuh dengan
mobil-mobil pribadi dan bus-bus dari luar kota. Di bawah pohon-pohon yang
rindang berkelompok-kelompok pengunjung duduk diatas tikar, berbincang-bincang
sambil makan-makan. Begitu juga dalam areal masjid. Pelataran masjid penuh juga
oleh pelancong ada yang duduk-duduk. Menikmati pemandangan sekitar dan banyak
sekali yang berfoto-foto selfi. Saya perkirakan lebih ada sekitar dua atau tiga
ribuan pengunjung saat itu. Di masjid ini pengunjung juga bisa naik ke
menaranya yang menjulang dengan ketinggian 99 meter dan bayaran hanya Rp 10.000,- per orang. Dari sana bisa
terlihat seluruh daerah Pasir Pengaraian dan sekitarnya.
Ketika shalat zuhur berlansung tempat laki-laki dan perempuan
penuh sampai ke belakang. Sedangkan kapasitas masjid antara 15 sampai 20 ribu
orang. Berarti bisa saja pelancong hari itu mendekati 15 ribu orang, belum lagi
mereka yang tidak ikut shalat di luar yang sangat ramai sekali.
Ketika berbincang-bincang dengan mereka,
rupanya ada yang dari Duri, Pekanbaru, Bangkinang, Kuansing dan kabupaten-kabupaten
lainnya di Riau. Demikian juga dari
Sumatra Barat ada dari Bukittinggi, Payakumbuh, Solok bahkan ada dari
Sawahlunto Sijunjung. Ada bus wisata, nomor polisinya hanya satu huruf, kata
anak saya itu nomor polisi kota Malang
Jawa Timur. Berarti Masjid Agung Madani Nasional Pasir pengaraian ini sudah
terkenal sampai ke Jawa. Maka rugi sekali kalau kita orang Riau belum pernah
melihat masjid yang terkenal ini.
Bahan di lengkapi dari : Newberitaharian.com
Komentar