MELIHAT BONO DI DESA TELUK MERANTI( PART 1)

Kata-kata BONO sudah tidak asing dan akrab ditelinga penduduk Pekanbaru dan Riau umumnya. Hampir semua orang tahu bahwa Bono merupakan gelombang besar. Gelombang dasyat ini terjadi akibat benturan arus laut di Selat malaka dan laut Cina selatan yang bertemu dan berbenturan hingga menjadikannya sebuah gelombang  yang besar menggulung menuju muara sungai Kampar dan menghempas ke pinggir ataupun ke tempat-tempat dangkal sehingga apa saja yang ada di dekatnya dapat dimusnahkannya, tidak kecuali kapal-kapal besar sekalipun.
Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum, namun kenyataan tidak begitu banyak orang pernah menyaksikan secara lansung peristiwa alam itu. Demikian juga di kantor kami yang pernah melihat bono jumlahnya sangat sedikit. Termasuk juga mereka-mereka yang selama ini punya hobby traveling. Oleh karena itulah, maka disusun rencana untuk melihat lansung ke Teluk Meranti tempat yang dilalui BONO.

Bono terjadi ketika bulan purnama penuh. Pada hari-hari lain ia tidak muncul maka kalau kita berkeunjung ke Teluk Meranti maka waktu yang tepatnya adalah ketika bulan purnama penuh. 15 hari setelah lebaran adalah bulan purnama penuh, maka ditetapkan untuk berkunjung ke Desa Teluk Meranti pada hari ke-lima belas setelah lebaran. Sehari sebelum keberangkatan kami masih dapat informasi bahwa memang sedang ada Bono saat itu. Gelombang besar itu terjadi 2 kali dalam sehari semalam, yaitu pukul 2 siang dan pukul 2 malam.

Pada hari yang ditentukan berangkatlah 2 mobil dari LPMP Riau menuju ke lokasi Bono Teluk Meranti. Mobil pertama Mas waristo denga istri dan kedua anaknya. Mobil kedua saya dengan ditemani Pak Rakib  sebagai pemandu dan Afrizal Tani. Kami berangkat sekitar pukul 08 wib.
Kota Pangkalan Kerinci kami tempuh sekitar 1, 5 jam. Dari Pangkalan kerinci ini sebenarnya ada beberapa alternatife ke Kecamatan teluk Meranti.
Aalternatif pertama untuk menuju TeluK Meranti adalah  dengan menggunakan speedboat yang pelabuhannya di bawah Jembatan Pangkalan kerinci, dengan biaya perorang RP 150 ribu. Lama perjalanan  sekitar 3 jam. Jika kita tidak membawa mobil sendiri di pangkalan keerinci ini kita bisa merental mobil yang perhitungannya perorang adalah 50 ribu rupiah. Mobil rental ini biasa mangkal di depan hotel Meranti Pangkalan kerinci.

Karena kami membawa mobil sendiri kami tidak singgah di kota Pangkalan kerinci. Sampai di simpang SPBU sebelum memasuki kota Pangkalan Kerinci kami terus menuju Sorek sampai kami menemukan simpang Jalan Lintas Bono.
Sebelum berbelok masuk ke jalan Lintas Bono, ada yang menyarankan kami untuk membeli nasi, berjaga-jaga kalau nanti tidak ada rumah makan. Namun saya memilih untuk terus saja, sebab  membaca bahwa di teluk meranti banyak penginapan sekaligus juga rumah makan.
Jalan lintas Bono yang kami lalui jalan aspal yang mulus. Jalannya cukup lebar  untuk berpapasan dua buah mobil. Namun jalannya mendaki dan menurun dengan banyak kelokan yang cukup tajam. Dan perlu diwaspadai adalah pengendara motor yang berpapasan dengan kita, rata-rata mereka seperti tidak memperkirakan kenderaan yang akan berpapasan dengan mereka.


Tak berapa lama kami menempuh jalan aspal mulus itu kami sampai di Desa Balam Merah. Kebetulan  sedang hari pasar. Kami berhenti sejenak untuk melihat-lihat. Sayur-sayur yang dijual biasa seperti di pasar lain. Namun kami melihat ikan patin yang besar-besar. Katanya asli dari sungai, tidak patin karamba. Menurut teman harganya relative murah dibandingkan dengan Pekanbaru. Demikian juga udang-udang segar harganya juga relative murah. Namun kalau dibeli, apakah nanti  tidak mengganggu perjalanan dengan baunya. Demikian juga kita tidak dapat memastikan pukul berapa nantinya sampai di Pekanbaru lagi.
Setelah desa Balam Merah, tak berapa lama kami sampai ke ibukota kecamatan Bunut. Jalan disini dua jalur seperti di kota. Namun ini tidak begitu panjang. Tak lama kami sampai pada rambu-rambu jalan yang meunjukkan Desa teluk Meranti 58 km.


Mulai dari rambu-rambu ini jalan tidak beraspal lagi, mulailah perjalanan yang cukup berat bagi mobil karena jalan yang dilalui adalah jalan pengerasan yang ditaburi batu-batu yang membuat kolong mobil berdentang-dentang. Di kri kanan jalan adalah rawa-rawa yang luas. Daerah ini yang membuat perjalanan terasa berat dan terasa lama. Menjelang sampai ke desa teluk merantinya jalan yang tadi pengerasan yang ditaburi batu, sekarang berobah menjadi jalan tanah yang bergelombang. Kalau hujan lebat, kemungkinan jalan ini tidak bisa dilalui karena becek dan berlumpur. Jalan ini terasa sangat panjang dan tak berujung.
Ketika  sudah ada tanda untuk berbelok ke lokasi wisata Bono, berarti kami telah sampai ke TeluK Meranti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Sore di Taman Kota Tugu Pejuang Pintu Rimbo Lubuk Sikaping Pasaman Sumatra Barat

Melihat Keajaiban Alam Kabupaten Lingga Kepulauan Riau: Menjelajahi Pesona Pulau-pulau Indah dan Pantai yang Menakjubkan

Traveling Seru dengan Road Trip