Beberapa
hari menjelang bulan puasa, beberapa orang teman, Edy Marwan Siregar, Afrizal
Tani dan beberapa orang teman guru lainnya mengadakan pelatihan kurikulum 2013di
Medan
Pada
kesempatan itu mereka menyempatkan diri mengunjungi Istana MAIMOON yang
merupakan salah satu objek wisata budaya Populer di Medan.
Inilah
deskripsinya
Istana Maimun ( dulu ditulis
Maimoon ) merupakan istana Sultan Deli yang menjadi objek wisata budaya yang
terkenal di Kota Medan. Pengunjung dapat dengan mudah mengunjunginya karena berada di dekat pusat Kota Medan,
tepatnya di jalan Brigjend. Katamso. Untuk mencapainya, kita tinggal memilih naik
angkutan umum, taksi, atau kendaraan khas kota Medan ini, yaitu bentor (becak motor).
Istana
ini dibangun pada masa Sultan Kerajaan Deli, Sultan
Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, bangunan dua lantai ini berdiri
di atas tanah seluas 2.772 m2 . Terdiri atas tiga bagian, yaitu
bagian induk, sayap kiri, dan sayap kanan, dengan 30 kamar. Pembangunannya menghabiskan dana sekitar satu juta gulden
Belanda pada tahun 1888.
Bentuk
Istana Maimun dirancang sangat indah, dengan pengaruh arsitektur Eropa dan
Timur Tengah. Bahkan, sebagian material bangunan didatangkan khusus dari Eropa,
seperti ubin marmer dan teraso. Saat memasuki ruang tamu (balairung) istana,
ada Singasana kuning dengan lampu Kristal sebagai penerangannya. Ini juga yang
menjadi salah satu bukti autentik bahwa pengaruh Eropa yang sangat kuat.
Begitu pula dengan perabotan
istana, misalnya kursi, lemari, hingga pintu dorong menuju balairung. Ruangan ini
digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Sekarang,
ruang tamu ini digunakan sebagai tempat sultan sembah bakti dari para pengikut
dan kerabat sultan pada hari raya agama Islam. Tak heran, jika ruangan ini
termasuk yang terluas di istana Maimun, yaitu 412 m2 .
Arsitektur
gaya belanda tampak pada pintu serta jendela yang lebar dan tinggi di seluruh
bagian bangunan. Pengaruh Timur Tengah terlihat pada lengkungan Persia yang
berbentuk perahu terbalik, seperti yang banyak dijumpai dikawasan Timur Tengah,
Turki, dan India. Arsitek yang mendesain istana memang didatangkan langsung
dari benua biru, Italia. Namun, bangunan ini tidak meninggalkan ornament lokal.
Bangunan khas karo ada di luar ruangan, sesuai dengan asal – usul sultan Deli I
yang menikahi putri Kerajaan Sunggal.
(Sumber, 100 tempat liburan keluarga di Indonesia: Anasthasia R.Y Sadrach)
Komentar